Psst, ada yang baru, nih. Author yang gampang baperan ini punya cerita baluu. Yeeayyy! XD
Maaf nih buat yang kecewa author bukannya namatin MLP, malah ngepost cerita baru. Iya, untuk cerita itu aku sedang nyiapin ilustrasinya, jadi agk lama. Maafkeuun 🙏
Wokeh back to this story, aku mendadak inget ada yang komen, suka sama cerita MLP (my first story) karena tema ceritanya yang 'gak biasa'. Nnnahh, saya datang kembali dengan cerita yang temanya nggak biasa niihh.
Sebelum jadi author (ceile gaya bgt, blm jg ada bukunya :D) aku jg kn readers ya, skrg jg masih. Nah, berawal dari rasa bosen sama love-story yg biasa dan jalan cerita yang berawal dari dua orang baik-baik yang dipertemukan takdir ala-ala FTV, muncul lah ide utk buat cerita yg anti-mainstream. Dan jadilah cerita ini. Yuhuuu....
Segitu aja dulu guys. Hope u enjoy it. And don't forget, still need your coment, corrections, or anything. Thnks a lot reader2 ketcehh! 💖💖💖
(REUNI)
Feby_MomAl: Gk pada lupa kan? Ntar malam kita reunian di Andi's Resto? Tempat sama waktu sudah fix. Jangan sampe ada yg absen ya. TERKHUSUS Wulan yang baru muncul setelah sekian lama.
Wulan membaca pesan media sosial dari grup SMA-nya yang sudah pop-up sejak beberapa minggu lalu. Wanita itu berpikir sejenak mau datang atau tidak. Sudah sekian lama memang dia lost contact dengan teman-teman SMA-nya. Lebih tepatnya Wulan yang menghindari mereka karena beberapa alasan. Tapi sekarang, sepertinya akan baik-baik saja.
Dia lantas mengetik balasan untuk mengonfirmasi kehadirannya. Tidak lama kemudian teman-temannya yang lain mulai membalas. Hanya beberapa yang membahas reunian, selanjutnya topik berganti menjadi obrolan absurd tidak jelas. Sudah tradisi kalau berbicara di grup memang. Dia lantas kembali meletakkan hape di meja.
"Lan?" panggil mbak Lika, bosnya. "Habis ini nggak ada meeting lagi kan?"
Wulan menggeleng. "Nggak ada mbak. Kita cuma perlu memeriksa beberapa dokumen saja."
"Ya sudah. Nanti temani mbak makan siang."
"Mau dimana?"
"Cafe KITA." Bosnya menyebutkan salah satu Cafe yang berada tidak jauh dari gedung Hotel tempat mereka bekerja. Wulan mengerjap bingung. Tumben, biasanya bosnya itu selalu makan dia restauran elit yang sekali pesan bisa menghabiskan hampir setengah jatah bulanannya.
"Mbak kepingin es krimnya." Ujar mbak Lika menyadari ekspresinya.
Wulan memandangi bosnya dengan kedua alis bertaut. Pasalnya, mbak Lika hanya ingin makan es krim setiap kali habis bertengkar dengan suaminya.
"Ah, oke mbak." Wanita itu tersenyum. Tapi diam-diam menghela nafas mengingat hari ini akan melihat bosnya berlinang air mata. Setelah sekian lama.
Sebelum pergi makan siang, Wulan terlebih dahulu kembali ke mejanya untuk meletakkan beberapa dokumen. Saat itu dia melihat Maya, salah satu rekan kantornya berdiri diantara kubikel Gita dan Emi.
"Kita makan dimana?" tanya Maya.
"Kantin deh, biar cepat. Kerjaan gue masih numpuk." Jawab Gita masih fokus pada layar komputernya.
"Yah... yaudah deh." Sahut Emi yang sudah bangkit dan menyadari Wulan yang baru tiba di mejanya. "Eh, ada Wulan. Mau lunch bareng kita?"
Wulan memberikan tatapan menyesal. "Nggak bisa, Em. Mau makan sama bu bos."
KAMU SEDANG MEMBACA
Affair
ChickLitMencintainya adalah kesalahan. Itu adalah satu-satunya fakta yang Wulan sadari. Meski terlalu banyak alasan untuk tidak memiliki perasaan itu, meski tahu hanya ada penyesalan ketika rasa semu itu berakhir. Tapi Wulan tidak bisa menghindarinya, kar...