Well, aku nyaris lost and stuck sm cerita ini. Tapi langsung semangat gitu baca komen adayang penasaran dan minta ceritanya ini segera di lanjutin. TYSM for u'r spirit dear sasuhina69
selamat membacaa... dan jangan lupa komen koreksinya yaa ^^
"Satu pasang saja mbak?" tanya Wulan. Pagi itu, dia tengah mempersiapkan pakaian untuk bosnya. Sebagai sekertaris satu-satunya mbak Lika, selain mengurusi dokumen pekerjaan, tugas Wulan memang merangkap sekertaris pribadi. Seperti menyiapkan pakaian, mendampingi dalam acara formal maupun non-formal, sampai menjadi supir pribadi.
"Oh—ya. siapin juga satu stelan untuk pesta." Sahut mbak Lika dari balik dinding yang memisahkan ruang fitting di dalam kamarnya. "Mbak hampir lupa. Ada klien penting yang mengadakan pesta pernikahan di hotel kita."
"Oke mba—"
BRAKKKK!!
Wulan mengerjap kaget mendengar pintu kamar mbak Lika tiba-tiba di dobrak.
"Apa yang sudah kamu lakukan? Bukankah sudah ku peringatkan jangan MENGANGGANGGUNYA!!" Kedua alisnya bertaut mendengar bentakan mas Arya, suami mbak Lika.
"Apa-apaan sih kamu mas, masuk-masuk mendobrak begitu?" tanya mbak Lika.
"Diana. Aku sudah peringatkan jangan ganggu dia. Tapi kamu malah mendatangi dan bahkan mengancamnya? Kamu pikir peringatanku hanya main-main?"
Wulan menghela nafas. Setelah beberapa lama cukup tenang, sepasang suami isteri itu kembali bertengkar. Sepertinya mas Arya melakukan kebiasaan buruknya lagi, berselingkuh. Wulan lanjut menyiapkan pakaian mbak Lika. Untungnya ada dinding yang memisahkan, jadi Wulan tidak perlu merasa terganggu melakukan pekerjaannya.
"Pagi-pagi kamu buat keributan cuma gara-gara selingkuhan kamu? Hebat kamu mas."
"Terserah. Ini peringatan terakhir ku. Sekali lagi kudengar kamu mengganggunya, aku nggak akan tinggal diam!"
Mbak Lika tertawa merendahkan. "Kamu mengancam isteri sah kamu demi jalang perebut suami orang itu?"
"JAGA UCAPAN KAMU!!!"
Wulan berdecak melirik jam di tangannya. Waktu meeting dengan klien tidak lama lagi. Kalau sepasang suami isteri itu tidak berhenti bertengkar, mereka bisa telat.
"Memang benar kan? Apa? Kamu mau terus membelanya?"
"Ya! Kalau perlu aku akan benar-benar melakukan ancamanku demi dia! Aku tidak peduli dengan posisi kamu." Arya langsung berbalik setelah mengatakan itu. Tidak menyadari kilatan emosi di mata isterinya kian menyala.
"BRENGSEKK!!"
PRANKK!!!
"KAMU PIKIR KAMU SIAPA BISA NGANCEM AKU HAH!"
Wulan menghela nafas sebelum bangkit memeriksa apa yang terjadi. Dia melihat miniatur patung liberti yang sebelumnya di meja kerja mbak Lika sekarang pecah berserakan di dekat kaki suaminya.
Mas Arya menghentikan langkah sebelum berbalik menghadap isterinya. "Kenapa? Kamu pikir aku nggak bisa?"
Sepertinya pertengkaran mereka akan semakin menjadi. Seseorang harus menghentikannya. Wulan lantas menghampiri.
"Mbak, mas. Tolong berhen—"
"Kamu mau sejauh itu hanya karena dia? Selingkuhan kamu?" potong mbak Lika. Tak satu pun dari sepasang suami isteri itu menggubris Wulan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Affair
ChickLitMencintainya adalah kesalahan. Itu adalah satu-satunya fakta yang Wulan sadari. Meski terlalu banyak alasan untuk tidak memiliki perasaan itu, meski tahu hanya ada penyesalan ketika rasa semu itu berakhir. Tapi Wulan tidak bisa menghindarinya, kar...