“apakah tidak sebaiknya kalau kita masuk saja kedalam? Kupikir daripada kita membuang waktu disini?” Michael memasuki rumah itu dengan perasaan yang mengganjal dan was-was.
Tak sama sekali terlintas dipikirannya apa yang ada dilam sana, dari luar rumah ini nampak normal. Saat ia membuka pintu, tak ada sesuatu hal yang aneh. Rumah itu seperti rumah pada umumnya, langkah demi langkah ia lalui dengan perlahan, berjaga-jaga jika saja ada perangkap.
Lia dan yang lainnya mengikuti dari belakang.“EH lo pada ngapain dah?” sontak mereka semua menoleh melihat siapa pemilik suara itu.
“Reza? Lah? Lu ngapain?”
“Kaga tau, gue di sms suruh kesini, katanya Lia pindah kesini, Hp gue kemarin ilang nih baru beli” ucap Reza santai sambil menunjukkan ponsel barunya.
“Hah? Bukannya elu yang nyuruh kita kesini?” Balas Iqbal, sambil mengacak acak rambutnya kasar.
“Kaga anjir, kaga sempet bet gue megang hp. Sibuk bet, ini aja baru pulang dari Malaysia”
“Wow, apa kita sedang dibohongi? Atau masuk super trap? Atau kita dikerjai, sangat kurang ajar!” sahut aldo dengan nada bercanda, Lia tidak habis pikir dengan temannya yang satu ini. Bahkan disaat seperti ini pun, Aldo masih saja melucu. Walau itu tidak sama sekali membantu, dan membuat suasana menjadi lebih baik.
Michael yang masih dalam barisan paling depan melanjutkan perjalannya, pikirannya kembali pada saat ia melewati butik Reza lantas siapa wanita yang waktu itu di ikat? Tanpa sadar, badannya menyenggol guci. Guci itu terjatuh, dan pecah. Namun bukan itu yang membuat mereka berenam mereka tercengang.
Dimana terdapat beberapa foto mereka, sejak mereka SMA hingga sekarang. Bahkan ada foto letak apartment Lia yang seharusnya memiliki keamanan yang sangat tinggi. Foto itu tampak aneh, diwajah mereka diberi tanda dengan spidol berwarna merah. Entah apa maksudnya. Dibalik foto itu terdapat tanggal dan beberapa kode yang sulit dimengerti.
Mereka berenam saling bertatapan, bertanya satu sama lain. Apa maksud dari ini semua?
Sejenak Lia terdiam, ia merasa bahwa mereka semua sedang dijebak atau tertipu oleh suatu hal. Ada yang ganjal dalam kejadian ini, tak ada satupun yang bisa di percaya sekalipun itu adalah sahabatnya sendiri.
“maksud foto-foto ini apa? Reza, lo masih nyimpen pesan masuknya? Coba aja dicocokin sama yang masuk di Lia. Mungkin dari situ kita bisa tau siapa pelakunya” Ujar Galih dengan nada setenang mungkin, agar suasana tidak semakin tegang. Walau dalam hatinya ia merasa gelisah, berdoa semoga malam ini tidak terjadi lagi seperti malam itu. Divilla yang katanya aman.
“HAH? DEMI APAPUN NOMERNYA SAMA” Seru Lia histeris, dan bagaimana juga orang itu bisa tahu kalau Lia sudah pulang ke Indonesia. Karna sekarang Lia merupakan pemilik dari perusahaan ternama di Amerika, dapat dipastikan kalau semua tentangnya harus dirahasiakan demi keamanan. Tidak dipungkiri kalau Michael juga merasa khawatir dan takut ada kejadian buruk yang akan menimpa Lia. Keluarga Lia sudah sepenuhnya mempercayai Michael untuk menjaga Lia, Michael sendiri perlu usaha yang keras agar kakek Lia mengizinkan Lia berlibur ke Indonesia. Ditambah lagi mereka belum mengetahui perkembangan Silvia, tidak menutup kemungkinan kalau Silvia adalah dalang dibalik ini semua. Semua orang tahu, kalau dia sudah tidak lagi waras.“Liat deh pengirim SMS itu kan ngasih voice note, emang lu ga dengerin Za?” Sahut Aldo dengan serius kali ini, sekaligus mengambil ponsel Reza dan membaca ulang pesan yang diterima Reza. “Ini kan bahasanya bukan Lia banget, kok lo percaya aja sih?” Lanjut Aldo lagi.
“Gue dengerin, tapi emang suaranya mirip banget sama Lia. Gue gabegitu merhatiin cara orang itu ngebales. Gue bener-bener sibuk jadi gue percaya aja”
“Bisa di lacak gak sih Do? Orang yang ngirim pesan itu? Siapa tau aja kalo emang bisa kita gausah lanjutin lagi kedalem, gua curiga bakalan ada hal yang aneh” Iqbal mulai serius, kini semuanya memasang tampang tegang. Mencoba mengingat apa kah mereka pernah membuat seseorang sakit hati sehingga nyawa mereka terancam?
Pintu rumah itu terbanting dengan kencang dari luar, dan juga terdengar kalau ada yang mengunci pintu itu. Galih dengan cepat berlari kearah pintu, mencoba membuka pintu tapi itu adalah hal yang sia-sia karna jelas saja, mereka semua yang berada disana mendengar kalau pintu itu dikunci. Galih juga tidak sempat melihat siapa yang mengunci pintu rumah itu, suatu hal ganjal terlintas dipikirannya. Jika bukan makhluk gaib, bagaimana mungkin seseorang dapat menghilang dengan sangat cepat jika disekitar sini ada pintu penghubung ketempat lain.
“Anjing, apaan lagi sih ini?!” Umpat Iqbal kesal, dia duduk disalah satu sofa yang terdapat disana dengan mulut yang tak berhenti memaki-maki. Iqbal menarik bantal yang ada disofa itu, awalnya ia mengambilnya untuk tidur. Namun karpet yang tidak jauh dari sofa yang Iqbal duduki bergeser, terdapat pintu kayu seperti penghubung kebawah tanah.
“Gua kira yang model begini Cuma ada di film” Aldo dengan santai membuka pintu itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Murderer
Teen FictionKau tahu betapa indahnya hidupku? Aku berkecukupan, sahabat yang sangat menyayangiku, bahkan orang yang spesial dihatiku kembali hadir untuk mengisi hari-hariku. Namun semenjak tragedi itu, aku bahkan lupa bagaimana caranya untuk bahagia. Aku lupa c...