pada penghujung senja penuh kelabu, aku berjalan di antara batu-batu menancap peluh tanah basah setelah rinai berhenti menangis
darahku seakan ingin meledak ketika ragamu berdiri memandang senja yang berselingkuh
aku ikut memandangi angkasa, tepat di belakangmu, beberapa kali melirik punggungmu yang kokoh
tanpa sadar aku terhipnotis
gigi-gigi susuku tampak berderet manis, menghias bibir
lalu, tanpa sengaja kamu berbalik, memandangku yang berada tepat lima meter di belakangmu
hatiku tercubit, Tuhan sungguh sayang kepadamu
bagaimana mungkin aku bisa memalingkan wajah?
parasmu terlalu memikat sedang diriku tak tahan untuk tidak melihat,
mungkin saja aku ingin terikat pada hembusan cinta yang pekatkali ini aku pastikan bahwa diriku telah jatuh, mendekap semua degupan kegugupanku; menatapmu
-Aku
KAMU SEDANG MEMBACA
Tumpu Dalam
Randomjauh, jauh sangat sebelum kamu mengenalku, aku telah terpatahhatikan olehmu.