pengin aku merindu tiada habis
hingga rapuh hatiku bagai ranting pohon itu
merebak panjang menusuk jiwa
menghapus tangis rinai-rinaipengin aku merindu tiada habis
sampai rumput mengeluhkan tanah
yang tak henti menggemburkan sayang
yang tak henti menyemburkan tawapengin aku merindu tiada habis
hingga tumpul pensilku
menuliskan tentangmu
melukiskan wajahmupengin aku merindu tiada habis
sampai puspa menggugurkan kelopaknya
mengalirkan senyum bersih embun
menyalurkan wangi asa-asapengin aku merindu tiada habis
hingga kuterlupa
dan terlelap bersama angan-angan
bahwa kamu adalah kekasihku—Aku

KAMU SEDANG MEMBACA
Tumpu Dalam
Acakjauh, jauh sangat sebelum kamu mengenalku, aku telah terpatahhatikan olehmu.