pagi yang menyesakkan
aku berlindung di bawah pohon lara
meremas jari-jari tanganku
keringatku bagai sungai
turun perlahan
meninggalkan bekas air
sedang mataku melihatmu
tak sengaja
kamu menggandeng tangannya mesra
erat
bagai tiada lagi hari esok
setelah sudah dua hari aku tak melihatmu
aku sungguh rindu
tak mengapa bukan?
lagipula aku merindu sendirian
tanpa kamu tahu
tanpa kamu rasakan
sayang sekali hati ini sungguh bodoh, bukan malah jera
dia malah semakin mengukir namamu
dia malah memeluk erat semua rasa sakit itu
hati ini sungguh bodoh
b
o
d
o
h
hati terlalu tak kuasa untuk menelan semua perasaannya
kau sungguh bodoh, hati
—Aku
KAMU SEDANG MEMBACA
Tumpu Dalam
De Todojauh, jauh sangat sebelum kamu mengenalku, aku telah terpatahhatikan olehmu.