III

7.1K 700 36
                                    

''Hai Cass!''

''Kenapa (Nam)?''

''Lo dulu SMP di Surabaya kan?''

''Iya. Kenapa?''

''Nama sekolahnya apa?''

Cassie, yang ada diujung telepon mengerutkan keningnya bingung, ''emang kenapa?''

''SMP 1 Surabaya bukan? Gue lupa waktu itu lo kasih tau.''

''Ke rumah aja dong. Rumah kita kan sebelahan.''

Bego! Pekik (Namakamu) dalam hati. Ia lupa kalau rumahnya dan Cassie sebelahan. Ngapain pake nelpon?

''Yaudah besok pulang sekolah gue kesana ya?''

Tanpa menunggu sahutan Cassie, (namakamu) sudah menutup teleponnya. Ia hanya berharap kalau Cassie memang alumni SMP 1 Surabaya.

🍌

''Gue udah boleh ke Panti Curhat belum?'' tanya Steffi saat (Namakamu) baru saja tiba dikelas.

(Namakamu) menggeleng, ''NGGAK!''

''Jangan-jangan lo suka sama Iqbaal ya?''

(Namakamu) bergidik geli, ''gue cuma sayang sama Aldi seorang.''

''Sumpah lo menjijikan.'' Steffi bersedekap, ''pokoknya, walaupun lo larang, gue bakal tetep ke Panti Curhat. Kan lumayan buat PDKT.''

''Sebenernya sih fine-fine aja. Asal lo nggak ngomong yang aneh-aneh ke dia.''

Steffi mendesah kesal, ''lo ada masalah apaan sih? Kak Iqbaal salah apaan sama lo? Perasaan dia anaknya tuh baik banget deh.''

''Lo udah dibutain sama cinta tau nggak?'' omel (Namakamu).

Steffi tidak mau kalah, ''lo juga buta sama dendam!''

''Hari ini gue mau marahan sama lo!'' seru (Namakamu).

Steffi mengangguk, ''DEAL! Sampe jam 12 malem. Yang telat maafan traktir mi ayam!''

Merasa percaya akan dirinya, (Namakamu) mengangkat dagu--angkuh. ''Kalo perlu plus minum, camilan sekalian ongkos pulang!''

''Kita mulai marahan.''

Keduanya langsung sibuk sendiri. (Namakamu) melanjutkan kegiatannya menyalin PR Fisika.

''Dasar kang nyontek! Otak aja nggak modal apalagi yang lain?'' cibir Steffi.

(Namakamu) melirik Steffi, ''iri bilang.''

''Yah sorry nih. Gue nggak sebego lo ya.''

Steffi langsung mengalihkan pandangan ke ponselnya setelah mendapat pelototan dari (Namakamu). ''Dasar cabe,'' gumam Steffi sambil terkikik.

🍌

(Namakamu) kembali melangkah kedalam Bilik Curhat. Saat ia masuk senyum Iqbaal menyambut. Namun malah dibalas tatapan judes.

Motivator Boy·IDR ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang