Motivator Boy·IDR ✔

XVII

''Baal. Ganggu nggak?''

''Ada apa? Nggak kok. Kamu nggak ganggu.''

''Aldi udah tau kalo kita pura-pura pacaran.''

(Namakamu) merasakan hening.

''Baal?''

''Eh, sorry, (Nam). Tapi kok bisa sih?''

''Si Aldi ngajakin Steffi ketemuan. Soalnya dia emang udah curiga sama kita.''

''Yah kalo gitu seharusnya aku peluk atau cium kamu depan dia, ya.''

''IQBAAAAAL!''

(Namakamu) dapat mendengar cowok itu terkekeh.

''Gue serius.''

''Oh kamu serius?''

''Iyalah!''

''Oke, hai serius. Aku Iqbaal.''

''Demi apapun besok gue tabok muka lo kalo ketemu disekolah.''

''Besok tanggal merah, wle!''

''Bodoamat, bye!''

(Namakamu) sempat mendapatkan kekehan Iqbaal sebelum ia menutup telepon. Gadis itu mendengus. Kaki terhentak dilantai kamar. Iqbaal memang tidak pernah bisa diajak serius.

🍌

Pagi itu (Namakamu) sangat tidak bersemangat ke sekolah. Sebenarnya ia sudah siap menerima berbagai omelan Steffi. Namun, dengan tidak terjawabnya seluruh pesan dan teleponnya membuat (Namakamu) khawatir. Ia yakin bahwa Steffi memang marah besar.

Setelah meletakkan tasnya dikelas (Namakamu) berjalan menuju kantin dengan ponsel digenggamannya.

''Gimana gue mau tenang?'' pikir gadis itu dalam hati.

Sambil menyesap susu stroberinya, (Namakamu) melamunkan Steffi. Rasanya sulit untuk berdamai jika kali ini mereka kembali bertengkar.

''Bagaimana hari lo berjalan bergantung sama gimana lo memulainya.'' suara yang (Namakamu) muncul disebelah kirinya, ''pagi-pagi aja udah bengong, gimana ntar siang?''

(Namakamu) mengacuhkan Iqbaal.

''Kok aku dikacangin?''

(Namakamu) menggeleng.

''Nggak apanya. Kamu lagi puasa ngomong ya?'' tanya Iqbaal seraya memperhatikan wajah (Namakamu) lekat-lekat.

Gadis itu menghela napas, ''Baal, please, mood gue lagi nggak bagus.''

Sambil tersenyum Iqbaal menjawab, ''badmood rupanya. Yaudah, biar aku bikin jadi goodmood!''

''Udah, Baal. Nggak usah bawel.''

''Cerita dong. Kamu lupa kalo aku itu tempat curhat? Gue akan siap menampung curhatan siapapun. Apap--''