XXIII

5K 621 56
                                    

Sehabis dari Ring Box, (Namakamu) benar-benar langsung tiduran di kasur. Sebenarnya ia senang karena tadi Iqbaal mengajaknya nonton sebagai permintaan maaf. Tapi kalau dipikir-pikir, syarat yang dipilih Iqbaal juga tidak masuk akal.


''Baal, lo kenapa nyusahin banget sih?''

Drrrt

Aldi : (nam)

''Aldi kenapa lagi, sih?'' tanya (Namakamu) dalam hati. Ia sungguh geram dengan Aldi yang annoying. Dalam sehari, notifikasi (Namakamu) bisa penuh.

Dengan berat hati (Namakamu) menjawab pesan Aldi karena ia terlanjur membacanya. Walau membenci cowok itu, (Namakamu) sama sekali tidak tega untuk mengabaikan pesan darinya.

Me : knp?

Sesuai dugaan (Namakamu), Aldi membalas secepat kilat.

Aldi : gimana soal itunya?
Aldi : kenapa kamu kayak gini?
Aldi : aku ngerasa di gantungin tau :(

Lagi-lagi (Namakamu) tidak tega. Sesungguhnya, apa yang Aldi bilang itu benar. (Namakamu) memang menggantungnya.

Me : maaf
Me : mngg dpn y

Meskipun tak terlihat, bibir (Namakamu) menyunggingkan senyum iba. Sebenarnya, ia juga salah karena membiarkan Aldi berharap tanpa kepastian.

Aldi : minggu depan hari jumat kan? abis soljum aku jemput dirumah ya

Me : hm

Aldi : night💕

🍌

Sedetik setelah meletakkan tas di tempatnya, (Namakamu) melesat menuju kelas Iqbaal. Ia berusaha keras mengabaikan tatapan sinis kakak kelas disepanjang lorong lantai 3. Tujuannya cuma satu. Memastikan Iqbaal tidak lagi marah padanya.

''Baal.''

Cowok yang sedang menghapus papan tulis itu tampaknya tidak mendengar panggilan (Namakamu). Ia tetap melakukan kegiatannya.

''Gue manggil lo, Baal. Please, jangan kacang,'' desah (Namakamu). Ia menghentakkan kedua kakinya.

''Mau apa?'' tanya Iqbaal dengan nada nina bobo nya. Namun tanpa menoleh atau berhenti menghapus papan kelasnya yang butek.

Dengan terpaksa (Namakamu) menarik penghapus ditangan Iqbaal, ''sikap lo itu bikin gue tersinggung, Baal. Walau gue lebih muda, tapi, seenggaknya hargain gue lagi ngomong.''

Iqbaal menatap (Namakamu) dengan mata coklatnya yang hangat, ''maaf. Aku... hmm... emangnya ada apa kamu kesini?''

''Lo masih marah sama gue, Baal?''

''Tergantung.''

''Apa?''

Cowok dihadapan (Namakamu) itu bersedekap, ''tergantung kamu udah balikan sama Aldi atau belum.''

''Kalo gue bilang udah, apa efeknya?'' (Namakamu) berharap Iqbaal tidak mengetahui kebenarannya.

''Kalo udah, ya kita kayak biasa lagi,'' jawab Iqbaal. ''Tapi aku yakin kamu bohong, (Namakamu).''

Motivator Boy·IDR ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang