Twentieth Album × Mal Compris

1.3K 240 10
                                    

Mal Compris : Misunderstood

×××××

"M-maaf, astaga Jisoo-ah, sakit banget ya? Astagaa, mianhaee~" Taeyong dengan panik mengelus-ngelus tangan mungil Jisoo yang tadi ia remas. Jisoo malah membatu saking kagetnya dengan tindakan Taeyong.

Taeyong yang mengira Jisoo akan tambah tidak nyaman, malah menghela nafas dengan sangat kencang. Lelaki itu menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gagal.

"Aku sungguh-sungguh minta maaf ya Jisoo, sepertinya hari ini kau sedang kacau dan aku malah memperburuk keadaan." Mendengar Taeyong meminta maaf, Jisoo malah tambah salah tingkah. Seharusnya disini yang minta maaf itu Jisoo, karena sedari tadi ia menjauhi Taeyong tanpa adanya alasan jelas.

"A-aniya.. kau tidak perlu minta-maaf.. kau tidak punya salah apa-apa.." Ucap Jisoo dengan terbata-bata. Taeyong yang masih merasa ini adalah kesalahannya, malah terdiam sehingga suasana menjadi canggung. Keheningan pun berjalan sampai tiba-tiba suara jeritan hantu-hantu terdengar lagi. Taeyong pun dengan reflek lompat ketakutan.

"Ayo, kita harus pergi dari sini dengan cepat," Suara Taeyong menjadi naik satu oktaf. Tangannya juga gemetar saking ketakutannya. Jisoo yang melihat hal tersebut hanya tertawa kecil dan menggelengkan kepalanya berkali-kali.

Mereka pun melanjutkan perjalanan, Jisoo jalan duluan yang disusul dengan Taeyong. Baru saja 5 langkah, Jisoo membalikkan badannya untuk memastikan keberadaan Taeyong.

Jisoo kira Taeyong sudah pingsan saking ketakutannya. Ternyata Taeyong sedari tadi hanya bersembunyi dibalik Jisoo dan menutup mukanya. Jisoo pun tertawa kecil melihat Taeyong.

Baru kali ini ia melihat seorang lelaki yang sangat penakut seperti Taeyong. Hal tersebut jadi mengingatkannya saat dia pertama kali ke rumah hantu bersama ayahnya.

"Jangan takut Jisoo, ingat, disini yang paling kuat itu kita. mereka cuman bisa teriak menakuti. Sementara kita bisa menghajar mereka sampai mereka teriak kesakitan." Ucap ayah nya saat itu. Jisoo kecil hanya mengangguk dengan ragu. Ayahnya pun tersenyum lalu mengulurkan tangannya lalu mengatakan sesuatu yang tidak pernah Jisoo lupa.

"K-kau ingin memegang tangan ku?" Tanya Jisoo.

Taeyong yang mendengarnya langsung mengerjapkan matanya berkali-kali.

"H-hah?"

"J-jangan salah paham! Kata ayah ku pegangan tangan itu dapat mengurangi rasa takut. Aku tidak ada maksud apa-apa." Jisoo dengan sangat malu mengalihkan pandangannya dari Taeyong. Lengan Jisoo masih mengulur ke lelaki itu.

Bilang saja Jisoo gila. Yang awalnya gugup untuk menatap Taeyong, Sekarang malah meminta lelaki itu untuk menggenggam tangannya. Disini Jisoo bukannya ingin modus, tapi sebenarnya Jisoo juga tau rasa takut nya Taeyong.

Ya, meskipun Jisoo menahan malu nya setengah mati.

"K-kalau kau tidak mau, gapapa ko-"

"Ani, Kajja.." Potong Taeyong seraya menyambut tangan Jisoo lalu berjalan didepan perempuan itu pura-pura berani.
Padahal mah, Taeyong jalan duluan karena takut Jisoo akan melihat muka nya yang sedang tersenyum puas.

×××××

Rumah hantu ini benar-benar tidak ada ujungnya.

Taeyong dari tadi tidak ada hentinya bergumam kata kasar. Sebenarnya rumah hantu ini lebih cocok untuk dipanggil labirin hantu karna jalan nya yang berliku-liku. Belum lagi hantu-hantu disini benar-benar mengerikan. Satu-satunya sumber cahaya yang mereka punya hanyalah flash dari Hp Taeyong. Dengan itupun suasana didalam masih terasa gelap.

Faux Amour [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang