Thirtieth Album × Alerte Précoce

697 105 5
                                    

Alerte Précoce : Early Warning 


×××××



Jisoo tidak tau apakah ia harus menyesal atau tidak. Cafe Hula tidak seperti bayangannya sama sekali. Sekarang Jisoo mengerti kenapa cafe ini bernuansa gelap. Tempat ini tidak terlihat seperti  cafe, melainkan seperti club.

Meskipun tidak ada lantai dansa dan orang-orang hanya duduk untuk menikmati musik, Jisoo tau kalau tempat ini untuk orang dewasa. Semua orang disini berpakaian super minim sehingga Jisoo merasa seperti anak kecil yang salah tempat. Bahkan Jennie yang sedang memakai baju croptop off-shoulder dan celana pendek ketat masih kalah minim dengan orang-orang disini.

Hampir setiap meja diisi dengan seorang lelaki yang digelayuti oleh wanita-wanita berpakaian seperti jalang. Tiba-tiba Jisoo merasa mual, ia tidak nyaman dengan tempat seperti ini.

"Kau yakin ini cafenya, unnie?" Tanya Lisa yang dijawab dengan anggukan Jisoo. Sepertinya perempuan itu juga terkejut dengan isinya.

"Yah, ini normal sih. Mungkin kita terkejut karena belum terbiasa." Ucap Rose dengan ringan. Tentu saja dia tidak terkejut, toh kampung halamannya di Australia.

Mereka berempat akhirnya masuk ke dalam. Jisoo celingak celinguk mencari sosok yang ia kenal. Panggung cafe masih kosong sehingga membuat Jisoo berfikir kalau mereka datang terlalu awal.

"Jisoo-ssi!" Teriak seseorang dari belakang panggung, "Sini, sini.."

Jisoo dan yang lain langsung menghampiri Seohee ke belakang panggung. Perempuan itu juga berpakaian tidak kalah seksi. Astaga, Jisoo tebak itu bukan pakaian lagi, Seohee benar-benar hanya memakai pakaian dalam. 

"Apakah kalian sudah siap? Berapa lagu yang akan kalian bawa?" Tanya Seohee dengan antusias. Jisoo berusaha keras untuk melihat wajah Seohee dan bukan yang lain.

"Hanya tiga, kami tidak bisa lama-lama karena harus istirahat," Jawab Jennie dengan nada yang entah kenapa terdengar galak. 

"Baiklah, kalian boleh siap-siap dulu. Aku akan menyiapkannya," Seohee tersenyum ramah sebelum beranjak pergi.

Setelah melihat Seohee yang  sudah menjauh, Jennie langsung menarik Jisoo. Perempuan itu terlihat curiga. Bahkan Rose dan Lisa juga bingung meihat Jennie.

"Apakah kalian tidak merasa ada yang aneh? Dia terlihat sangat familiar." Jennie menunjuk ke pintu yang Seohee masuki dengan matanya.

"Aku juga merasa seperti pernah melihatnya. Tetapi aku tidak yakin." Ucap Jisoo. Lisa dan Rose masih bingung.

"Aku.. seperti pernah mengenalnya, tetapi aku lupa. Hanya saja feelingku buruk."

"Kalau gitu bagaimana? Haruskah kita pulang saja?"

Jennie menggelengkan kepalanya, "Tidak usah, mungkin ini hanya firasatku saja."


×××××



"Jadi sekarang kau memutuskan untuk menelponku, huh?" Suara berat akhirnya terdengar dari balik telfon. Taeyong dan Junghun segera mengambil nafas untuk bersiap-siap.

"Siapa kau sebenarnya?" Taeyong mempertahankan suaranya agar tidak bergetar.

"Apakah itu penting? Kau bahkan tidak pernah peduli dengan nama-nama orang yang kau sakiti."

Faux Amour [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang