§♡§
"Aku akan menemui manager Kim dulu, oppa duluan saja," ucap Lisa pada Seunghyun, sementara Jiyong sudah menghilang entah kemana sejak tadi
"Ne," ucap Seunghyun dan pergi duluan dari gedung itu. Lisa kembali memasuki ruangan manager Kim dan duduk disana, manager Kim—Kim Jisoo adalah keponakan pemilik perusahaan itu, gadis itu cantik, masih muda dan pintar. Jisoo dan Lisa hanya berbeda 1 tahun yang berarti ia berada di umur yang sama dengan Jiyong dan Seunghyun.
"Eonni, sebenarnya apa pekerjaan kami nanti?" tanya Lisa sembari meminum tehnya
"Waeyo? Kau tidak ingin bekerja disana? Ini kesempatan mu untuk memiliki gaji tetap,"
"Anniyo, bukan aku, tapi Jiyong oppa. Dia tidak akan bertahan kalau pekerjaannya tidak cocok dengannya dan kalau dia terlanjur menandatangani kontrak aku takut dia justru berakhir sebagai pengangguran,"
"Ah begitu," Jisoo menyesap tehnya, menghirup aroma teh itu "perusahaan yang baru bekerja dibidang periklanan, mereka butuh beberapa tim perencanaan dan memberi kita kesempatan,"
"Kami akan bekerja sebagai perencana iklan?"
"Kita, aku juga, dengan Jiyong, Seunghyun dan Bobby,"
"Lalu apa yang kami lakukan?"
"Aku yang akan jadi ketua tim, aku butuh kreativitasmu, aku akan butuh kemampuan fotografi Jiyong, relasi Bobby, juga ketelitian Seunghyun, jadi aku memilih kalian,"
"Jadi sebenarnya bukan orang dari perusahaan yang memilih, tapi eonni?"
"Ne, aku butuh waktu lebih lama jika harus bekerja dengan orang baru, jadi aku meminta kalian untuk ikut denganku,"
"Hm... arraseo, aku akan berusaha semampuku dan kurasa yang lain juga begitu," ucap Lisa.
"Lisa-ya, apa kau menyukai Jiyong? Kalian berkencan?"
"Mwo?! Aku berkencan dengan Jiyong oppa?! Astaga... bahkan kalau itu hanya mimpi, aku akan menolaknya!"
"Kalian selalu bertengkar tapi terus bersama dan kau terlihat mengkhawatirkannya,"
"Itu hanya perasaanmu eonni~ ckck aku hanya menganggapnya sebagai seorang oppa," bohong Lisa dan tentu saja di percaya oleh Jisoo. Sementara Lisa tengah asik mengobrol dengan Jisoo membahas ini dan itu. Jiyong yang baru saja menemui temannya mencari Lisa di lobby. Pria itu akan menelpon Lisa, namun handphonenya mati kehabisan baterai.
"Maaf, boleh aku mencharge handphoneku disini?" tanya Jiyong pada reseptionis gedung itu, dan tentu saja dua gadis yang berdiri disana mengizinkannya. Jiyong tersenyum dan membuka tasnya, mengambil chargernya, namun bukan charger yang ditemukannya—melainkan sebuah kotak yang sedikit asing. Jiyong memberikan handphone dan chargernya pada reseptionis itu, dan membuka sebuah amplop yang ditempel diatas kotak itu, menemukan sebuah surat didalamnya
Kemarin aku punya banyak waktu luang dan daripada bosan, aku membuat ini
Tulis Lisa pada surat itu dan Jiyong tersenyum ketika membacanya, membuka kotak itu dan menemukan enam butir coklat buatan tangan dengan kacang almond diatasnya. Senyum Jiyong mengembang, dari semua coklat yang diterimanya hari itu, coklat dari Lisa adalah coklat yang membuatnya paling bahagia. Coklat terbaik dari semua coklat yang diterimanya.
Jiyong memasukan coklat itu kembali kedalam tasnya ketika melihat Lisa keluar dari lift
"Oppa! Kau belum pulang?" tanya Lisa sembari berjalan menghampiri Jiyong
"Baru saja aku mau menelponmu,"
"Why?"
"Ayo pulang bersama,"
"No no no, bye oppa!" seru Lisa dan berjalan meninggalkan Jiyong, Jiyong tersenyum meminta handphonenya lagi kemudian mengejar gadis itu. Seperti biasanya, mereka menunggu di hatle yang sama, menaiki bus yang sama dan duduk bersama sampai bus itu berhenti dihalte tujuan Lisa.
"Aku duluan, bye oppa!" sapa Lisa sebelum mulai berjalan menjahui halte itu
"Lisa!" panggil Jiyong membuat Lisa berbalik menghadapnya lagi
"Waeyo?!" teriak Lisa dari tempatnya berdiri, beberapa meter didepan Jiyong
"Hati hati!" ucap Jiyong juga sambil berteriak, pria itu tersenyum dan melambaikan tangannya. Setelah Lisa menghilang dikeramaian, Jiyong kembali duduk di halte itu, ia tengah menimbang-nimbang caranya berterima kasih pada Lisa atas coklat yang Lisa berikan.
"Lisa, gomawo," ucap Jiyong mempraktekan apa yang ada dikepalanya "ah anniyo anniyo, itu terlalu biasa, Lisa thanks- anniyo itu tidak terdengar tulus, aku sudah menerima coklatnya, gomawo, ah benar! Begitu saja!" ucapnya seakan ia yakin, walaupun sebenarnya ia sangat gugup. Jiyong berlari kearah rumah Lisa berharap dapat menemui gadis itu dan mengucapkan terimakasih atas coklat terbaik yang telah diberikannya. Namun langkahnya terhenti, tepat di persimpangan sebelum rumah Lisa kakinya terpaku. Matanya tidak dapat berkedip dan tubuhnya seakan akan lumpuh. Jiyong hanya bisa berdiri disana, terlalu terkejut untuk merespon apa yang dilihatnya—Seunghyun menyatakan perasaannya pada Lisa, Seunghyun mencium Lisa.
§♡§