§♡§
Lisa dan Jiyong duduk berhadapan—meja kerja mereka berhadapan sehingga baik Lisa atau Jiyong, keduanya terus menunduk tanpa bicara satu sama lain.
"Mereka bertengkar lagi?" tanya Jisoo sedikit berbisik pada Bobby
"Sepertinya," jawab Bobby sembari mengikuti Jisoo memperhatikan Lisa yang sibuk dengan laptopnya dan Jiyong yang sibuk dengan kameranya.
Bahkan sampai hari itu berakhir keduanya sama sekali tidak bicara dan terus menghindari satu sama lain seperti sepasang kekasih yang baru saja putus. Bahkan Lisa menolak untuk menghadiri makan malam perusahaan dan memilih untuk datang ke coffee shop kakaknya.
"Kenapa hari ini kau terlihat sedang sangat sentimental?" tanya Hyuna yang langsung duduk didepan gadis itu "mana Jiyong?"
"Entahlah,"
"Kalian bertengkar lagi?"
"Anniyo,"
"Hm? Ah! Kau tau? Aku sering kedatangan pengunjung yang terlihat sangat manis jika bersama, mereka sering bertengkar disini tapi tetap terlihat sangat cocok," ucap Hyuna sembari menopang dagunya sendiri "mereka terlihat sangat baik jika bersama, walaupun keduanya tidak menyadari itu tapi kurasa ada cinta diantara mereka," lanjutnya sembari tersenyum
"Eonni, kau sedang membicarakanku?" tanya Lisa dan Hyuna mengangguk "dengan Jiyong oppa?"
"Hmm..." gumam Hyuna sembari mengangguk
"Anniyo! Aku tidak mau,"
"Sungguh? Jiyong baik dan ramah, dia sempurna?" ucap Hyuna namun Lisa tetap menggelengkan kepalanya "kenapa? Karena kejadian yang dulu itu? Kupikir sekarang dia serius,"
"Hm... dia serius... pada semua gadis," ucap Lisa "dia seperti multi dvd player, dia memasukan semua dvd semua gadis ke hatinya,"
Sementara Lisa menghabiskan malamnya dengan Hyuna di coffee shop iitu, Jiyong pergi bersama seungri kesebuah pesta di club malam. Jiyong ingin menghabiskan malamnya dengan musik dan alkohol, ingin sejenak melupakan Lisa, namun pada akhirnya isi kepalanya tetap dipenuhi gadis itu.
"Oppa," sapa dua gadis yang menghampiri mereka ke meja bar
"Oh. Hai." sapa Jiyong dengan senyumnya, gadis itu mengajak Jiyong dan Seungri mengobrol, tentu saja tanpa ada penolakan mereka berempat duduk disofa, mengobrol dan minum minum
"Hei, hati hati, oppa itu adalah pria yang sangat jahat," ucap Seungri pada gadis yang tengah memainkan jemarinya di paha Jiyong, seakan tengah menekan tuts tuts piano disana
"Sejahat apa?" tanya gadis itu tentu saja dengan nada menggodanya, gadis itu sudah jatuh untuk Jiyong sejak melihat Jiyong masuk kedalam club.
"Aku pria brengsek terjahat-" ucap Jiyong dan seketika kepalanya dipenuhi oleh Lisa lagi. Gadis itu terlihat sangat tertarik pada Jiyong dan mengajak Jiyong untuk bersenang senang di tempat yang lebih tenang—berdua.
Tapi pada akhirnya, Jiyong justru keluar dari club itu dan menaiki sebuah taxi, meminta taxi itu membawanya ke halte dekat rumah Lisa. Selama perjalanan ke halte, Jiyong terus menghubungi Lisa, namun Lisa mengabaikannya. Jiyong menunggu Lisa di halte itu sepanjang malam, namun ketika Lisa duduk di busnya dan hampir sampai di halte itu, Lisa melihat Jiyong dan memutuskan untuk tidak turun disana. Lisa menghindari Jiyong, berusaha terus menghindari pria itu.
Di hari kedua mereka bekerja, Jiyong sedikit terlambat karena ia tetap di halte hingga hampir pagi. Jiyong menghela nafasnya melihat Lisa sudah duduk ditempatnya dan terlihat baik baik saja.
'Apa hanya aku yang merasa sakit?' pikirnya setiap kali melihat gadis itu. Jiyong duduk di tempatnya dan melihat Lisa menaruh dua kotak tissue diatas pembatas meja mereka, membuat Jiyong tidak dapat melihat wajah gadis itu."Manager Kim memintamu mencetak foto yang kemarin," ucap Lisa tanpa melihat Jiyong sama sekali
"Tapi aku sudah mengirim foto itu ke-"
"Cetak saja,"
"Hm... baiklah,"
Lisa menghindari Jiyong, terus menghindari Jiyong bahkan setiap kali mereka harus bicara Lisa hanya mengatakan apa yang harus ia katakan. Dijam makan siang, Lisa menolak ikut makan siang dengan yang lainnya. Dan di jam pulang kerja, Lisa menolak ikut makan malam bersama. Hal itu terjadi beberapa hari hingga Jiyong tidak dapat menahannya lagi.
"Hei, siapa yang harus melakukan presentasi? Aku?" tanya Jiyong yang masih harus menyelesaikan pekerjaannya sementara Lisa baru saja menutup laptopnya
"Terserah," balas Lisa sembari mengambil laptopnya dan akan memasukannya kedalam tas, namun laptop itu menyenggol tissue diatas pembatas meja dan membuatnya jatuh ke meja Jiyong. Jiyong mengembalikan tissue itu pada pemiliknya, dan tentu saja Lisa memasang kembali tissue itu ketempatnya, membangun tembok lagi.
"Bisakah kau berhenti bersikap kekanakan?"
"Kekanakan?!"
"Ya! Kau pikir ini tidak kekanakan?Kenapa kau melakukannya? Untuk apa tembok ini?" protes Jiyong pada kotak tissue diatas pembatas meja mereka setelah semua orang pulang dan Lisa yang masih membereskan barang-barangnya, bersiap untuk pulang juga.
"Hentikan ini, ayo kita bicara, ada yang ingin kukatakan padamu," ucap Jiyong setelah Lisa mengabaikannya dan tetap begitu "kapan kau akan menghentikan ini?"
"Sulit untukku agar bisa melihatmu," ucap Lisa pada akhirnya
"Hentikanlah... kau membuat suasana tidak nyaman diantara kita,"
"Kau bisa melakukan apapun yang kau mau dan aku tidak?"
"Lalu, kau mau mengabaikanku terus? Kau baik baik saja dengan itu?"
"Haish," Lisa tidak sanggup lagi, tentu saja ia tidak baik baik saja, tapi ia ingin terlihat baik baik saja. Lisa mengambil tasnya dan berjalan keluar, hendak pulang, hendak kembali menghindari Jiyong.
Diluar hujan dan Jiyong mengikuti Lisa dengan payung di tangannya. Dan begitu pria itu tiba di pintu utama, Lisa sudah berjalan menerobos hujan.
"Pakai ini," ucap Jiyong sembari menyodorkan payung yang telah di bukanya pada gadis itu, membiarkan tubuhnya sendiri basah oleh air hujan hanya untuk memayungi gadis itu.
"Ambilah," lanjut Jiyong, tetap berjalan di sebelah Lisa, tetap memayungi gadis itu "jangan sakit,"
"Maafkan aku," ucap Jiyong setelah lelah mengejar Lisa, lelah berusaha membujuknya—putus asa. Lisa berhenti di tempatnya dan Jiyong menghampirinya, mengambil tangan gadis itu dan memberikan payungnya
"Maafkan aku, jadi ambilah ini dan jangan sakit,"
§♡§