-Gerbang Masa Lalu-

877 123 11
                                    

※※※

SUARA detak jarum jam di dinding dalam keheningan membuat bulu kuduknya meremang. Rasa sakit yang dihasilkan dari beberapa luka besetan di tangan dan kakinya terasa mengilu, ditambah tulangnya yang serasa remuk.

Rere membuka mata dengan susah payah. Ia menghirup oksigen sebanyak yang ia bisa, napasnya terasa sakit. Dadanya terasa berat. Rasa pusing itu masih bersarang di kepala Rere membuat gadis itu mengerutkan kening beberapa kali. Ia mengedarkan pandangannya.

Putih.

Ada beberapa rak buku, meja, kursi, lukisan, dan ....

Globe?

Ini ruangan kepala sekolah?

Rere berusaha bangkit dan menatap sekitarnya dengan lekat-lekat. Benar, ini adalah ruangan kepala sekolah. Bagaimana dirinya bisa berada di sini? Ia berusaha mengingat kejadian yang ia alami, tapi kepalanya berdenyut tak karuan membuat Rere hampir hilang keseimbangan.

BRUK.

Reflek kepalanya ia tolehkan ke arah rak buku yang dipenuhi berkas-berkas kepunyaan Pak Bangkit. Terlihat map dan beberapa kertas di dalamnya berhamburan jatuh. Rere mendekati kertas itu dan memungutinya.

Prayoga Prasasti.

Tangan itu berhenti sejenak hanya untuk melihat nama yang terpampang di atas map bagian depan. Ternyata itu adalah data milik Yoga. Penasaran, Rere mengamati satu per satu data-data itu, sampai matanya fokus menatap satu titik.

Berkas kesehatan yang menyatakan bahwa cowok itu mengidap,

Kepribadian ganda!

Rere terkejut bukan main. Matanya melotot tak percaya, ia baca sekali lagi sampai berulang-ulang hanya ingin memastikan apakah yang ia baca benar atau salah.

"Yoga ...," ucapnya masih tak percaya. Rere menutup rapat mulutnya dan menjatuhkan berkas yang ada di genggaman. Mundur beberapa langkah karena syok melihat berkas-berkas itu.

"Hahahahahhaha." Terdengar suara tawa dari luar disertai suara riuh orang berlarian.

"Kembaliin anak gue!" Teriakan dengan suara yang berbeda kembali terdengar, seperti mencak-mencak.

"Anak kamu sakit, badannya panas. Aku mau suntik dulu biar sembuh."

"Gak usah! Anak gue entar nangis!"

Rere mengerutkan dahi bingung. Sebenarnya apa yang terjadi di luar sana. Berpikir sejenak, lalu matanya melotot sempurna. "Jangan-jangan ini udah pagi?"

Kakinya melangkah lebar-lebar menuju pintu dan membukanya perlahan. Satu yang terlintas di benak Rere.

Ini bukan Aphrodite.

Cat berwarna putih di mana-mana. Dan banyak sekali orang berpakaian aneh, dari mulai remaja sampai dewasa. Sebenarnya ini tempat apa? Rere juga sempat melihat dua orang yang berlarian, yang ia rasa itu adalah dua orang yang berdebat mengenai anak.

"Dasar setres! Balikin gak anak gue!" ancam wanita yang mengenakan daster dan rambut cepolan. Tangannya sudah bersiap melempar sendal ke arah pelaku.

Unstoppable DangerousTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang