T'hanaerng Kanyawee
as
Angel※※※
RERE mengatupkan bibirnya rapat. Peluhnya mulai menyeruak di antara pori-pori wajah. Wajahnya pucat pasi karena ketakutan. Saat ini ia masih belum bisa mencerna apa yang baru saja terjadi.
Aul sudah hampir menangis, matanya memerah karena ketakutan terus menyerang. Ia menggigit tangan dinginnya yang terus gemetar tanpa disuruh.
Dhea hanya bisa mematung sambil memeluk lengan Aul. Ia merasa seluruh tubuhnya menegang di tempat, hawa dingin di sekitar juga mulai menyelimuti mereka.
"Tadi, Yoga ngapain Angel?" tanya Aul yang berupa gumaman tidak jelas.
"Gue mimpi?" tanya Rere pada dirinya sendiri. Ia menampar pipinya pelan dengan wajah innocent.
"Kita harus cek sekarang!" kata Dhea sambil memegang gagang pintu bilik dan membukanya perlahan.
Hawa dingin mulai menyeruak dari dinding-dinding toilet membuat aura di antara mereka semakin mencekam.
Dengan gugup, Dhea memberanikan diri untuk melangkahkan kakinya. Gemetar, ia berjalan keluar dari bilik toilet dan menoleh ke arah sekitar. Sepi. Tidak ada siapa pun di dalam toilet.
Aul mengikuti langkah Dhea dan berdiri di depan cermin besar yang berada di dalam toilet. Ia meremas jarinya frustrasi. Baku jarinya memutih karena takut dan kedinginan.
Rere melangkahkan kakinya ke luar bilik dengan hati-hati, ia masih tidak bisa mengerti apa yang terjadi barusan. Apa ia tengah mengalami hal semacam halusinasi? Rere menatap refleksinya di cermin. Mukanya memucat seketika saat melirik bilik toilet paling ujung. Pintunya ditempeli tulisan aneh yang sebelumnya belum ada saat mereka masuk.
Toilet ini Rusak!
Rere hanya mematung karena sekujur tubuhnya mendadak kaku. Apa maksud dari semua ini? Sejak kapan bilik itu rusak? Apa yang rusak? Atau ini semua ulah Yoga? Memangnya apa yang Yoga lakukan?
Aul yang melihat reaksi aneh Rere, ikut memandang refleksinya di cermin. Sama dengan Rere, Aul terkejut saat melihat pintu bilik toilet yang ditempeli kertas. Jarinya menunjuk ke arah bilik toilet paling ujung dengan sedikit gemetar. "I-ituu ...."
Dhea menoleh ke arah pintu bilik yang ditunjuk Aul. Badannya juga mulai membeku. Dengan langkah pelan kakinya menuntun ke arah pintu itu. Ia menempelkan daun telinganya di pintu bilik yang katanya rusak. Tapi Dhea sama sekali tidak mendengar suara apa pun. Hanya hening. "Angel? Lo di dalem?"
Rere mengumpat pelan saat melihat perilaku bodoh sahabatnya itu.
"Ini gue, Radhea," kata Dhea sedikit berteriak.
Tidak ada jawaban.
Masih sama seperti tadi.
Hening.
Aul mulai berkeringat dingin, tubuhnya gemetar saat melihat genangan darah yang keluar dari bawah pintu bilik rusak. Napasnya tersengal-sengal menahan gejolak rasa takut yang terus menyerang.
"Dhea kaki lo!" Rere berteriak dan menunjuk kaki Dhea.
Refleks, Dhea mundur secara tiba-tiba dan betapa terkejutnya saat melihat genangan darah yang mengalir.
Tiba-tiba Aul bersuara. "Kita pergi."
Dhea menoleh ke arah Aul cepat. "Lo gila, Ul? Ngebiarin Angel ngebusuk di toilet?" teriak Dhea yang mulai frustrasi.
Rere mengepalkan tangannya marah. "Emang bener-bener harus dikasih pelajaran tuh, si Yoga!" katanya sambil berlari ke luar. Namun, Dhea mencekal bahu Rere membuat si empunya menoleh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unstoppable Dangerous
HorrorPembunuhan sadis di toilet lantai satu seolah menjadi kutukan kepada siapa pun yang tahu, dan hanya diam. Angel. Siswi Aphrodite yang terkenal kejam dan memiliki julukan iblis telah terbunuh. Terbunuh dengan sadis oleh kekasihnya sendiri. Angel...