Jangan lupa klik tombol vote sebelum membaca.
Seonho perlahan menutup pintu balkon kamarnya. Berbalik arah dan mengayunkan tongkatnya sebagai penunjuk arah. Ya, Seonho buta. Seonho buta karena mungkin itu memang takdir yang harus ia jalani. Kecelakaan tunggal yang membuatnya kehilangan seluruh keindahan dunianya dan juga kehilangan warna di hidupnya. Sebelum kecelakaan itu terjadi, Seonho merupakan anak yang sangat ceria, murah senyum dan mudah bergaul dengan siapa saja, namun semenjak ia memiliki kekurangan itu, senyumnya perlahan memudar dan tawanya terdengar sangat menyakitkan.
Seonho tidak sendirian, ia tinggal bersama ayah dan ibunya yang selalu setia menjaganya. Oh dan jangan lupakan tentang fakta bahwa Yoo Seonho juga memiliki seorang kekasih berdarah Taiwan bernama Lai Guanlin. Guanlin adalah cahaya bagi Seonho. Disaat Seonho murung karena kekurangannya, Guanlin selalu ada disampingnya dan berkata bahwa pemuda berdarah Taiwan itu tidak akan pernah meninggalkan Seonho disaat saat terendah dalam kehidupan Seonho.
Tapi apalah arti sebuah kata tanpa ada perbuatan. Seonho paham sekali, cepat atau lambat, kekasihnya itu akan merasa bosan dan kerepotan karena harus mengurus Seonho terus menerus. Bukan mengurus dalam arti sebenarnya, hanya mengurus dalam artian kekasih. Seperti saat ini, Seonho sudah duduk di kasurnya dan menunggu panggilan singkat dari Guanlin yang biasanya akan menelepon dan menanyakan tentang bagaimana Seonho menjalani harinya. Namun, sudah seminggu ini Seonho tak mendengar dering handphpone yang menandakan Guanlin tak akan meneleponnya untuk hari ini.
"Seonho, kenapa hanya diam di kamar? Guanlin sudah menunggumu di bawah," ibu Seonho tiba tiba masuk ke dalam kamar dan memberi tahu Seonho bahwa kekasihnya itu berkunjung.
"Ibu bercanda. Guanlin saja tidak menghubungiku, bagaimana mungkin ia datang kemari?" Seonho bertanya dengan memincingkan matanya, namun senyum tipis tercetak begitu apik di wajahnya.
"Apa aku harus menelepon juga untuk datang kemari? Rasanya seperti lapor kepada satpam saat akan masuk ke rumah sendiri. Haha" Seonho berbalik mengikuti arah dari suara tersebut. Suara Guanlin yang sangat ia rindukan.
Ibu Seonho yang peka akhirnya memilih meninggalkan Guanlin dan Seonho berdua di kamar Seonho.
"Ibu akan turun dan memasak untuk makan malam, kalian bicaralah." ujarnya sebelum turun dan dijawab senyum singkat dari Guanlin.
Guanlin masuk dan menutup pintu kamar Seonho. Kakinya melangkah menuju tempat tidur Seonho dan duduk disamping kekasihnya.
Guanlin memperhatikan Seonho dengan saksama. Bagaimana mata itu menatap kosong kedepan dan bagaimana perubahan warna pada kantung mata Seonho. Guanlin menghembuskan nafasnya kasar."Haah..."
"Hyung, apa hyung lelah?" Seonho bertanya dan Guanlin mengerutkan keningnya, bingung. Tapi sedetik kemudian ia tersenyum dan tangannya terulur untuk merapikan rambut poni Seonho yang sudah hampir menutupi matanya.
"Rambutmu sudah panjang dan menghalangi pengel-" Guanlin berhenti. Sadar akan kesalahannya.
"Tidak apa apa hyung. Aku tau hyung tidak berniat untuk mengejekku," Seonho tersenyum miris.
"Bukan begitu. Aku hanya-"
"Hyung boleh keluar, aku lelah. Terimakasih sudah berkunjung." final Sonho.
Seonho membaringkan tubuhnya dan memunggungi Guanlin yang masih kebingungan memikirkam cara meminta maaf pada kekasihnya. Guanlin kecewa dengan dirinya sendiri. Dan Seonho? Hanya menangis dalam diamnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Blind // guanho
FanfictionAku tahu jika saatnya tiba, kekuranganku akan meruntuhkan kesetiaanmu cepat atau lambat - Yoo Seonho.