12

997 228 14
                                    

Jangan lupa votement ya.

.
.
.

Disinilah Guanlin dan Woojin sekarang. Di depan ruangan operasi dengan pintu yang memberi warna merah, tanda bahwa operasi masih berlangsung. Disisi kanannya, Guanlin melihat kedua orang tua Seonho yang tidak mengetahui kehadirannya sebab mereka tertidur lelah di bangku ruang tunggu. Guanlin yang tidak ingin mengganggu mengisyaratkan kepada Woojin untuk menarik kursi rodanya menepi dan Woojin bisa duduk di bangku ruang tunggu.

Sekitar 15 menit berlalu hingga Bibi Yoo bangun dan membuka matanya. Sorot matanya otomatis melihat ke arah pintu ruang operasi.

"Operasinya belum selesai, Bibi." Guanlin bersuara dan membuat Bibi Yoo menengok ke arahnya dengan wajah panik dan kaget.

"Aku tidak apa apa, bibi. Hanya kecelakaan ringan," ucap Guanlin saat melihat ekspresi Bibi Yoo.

Bibi Yoo bangun dan melangkah ke arah Guanlin. Woojin yang ada disamping Guanlin akhirnya berdiri dan mempersilakan Bibi Yoo untuk suduk disamping Guanlin. Tangan lembut wanita itu mengusap lembut rambut Guanlin, bibirnya menyunggingkan senyuman hangat, sehangat senyum Seonho.

"Ayah dan ibumu sudah pulang?" tanyanya lembut.

"Bibi tau bahwa mereka disini?" Guanlin terkejut. Tentu saja. Bahkan mereka baru bertemu hari ini dan Guanlin yakin bahwa Bibi Yoo tidak tau bagaimana raut wajah orang tuanya yang lama tinggal di Taiwan.

"Jihoon. Saat dia sedang menguntit anakku tadi dan mendengarkan penjelasan Minhyun, aku melihat Jihoon dan siapa entah—"

"Jinyoung hyung, bibi. Kekasihnya Jihoon hyung." ujar Woojin.

"Ah~ ya mungkin dia. Bibi melihat mereka dan heran mengapa mereka berada disini, karena jujur, bibi belum mengabari siapapun bahwa Seonho ada disini. Ini bagaikan mujizat Tuhan, Guanlin-ah." wanita itu menjelaskannya kepada Guanlin dengan raut wajah bahagia.

"Bibi, aku minta maaf," Guanlin menundukkan kepalanya tidak berani menatap Bibi Yoo.

"Aku minta maaf tidak bisa menjaga Seonho dengan baik. Aku minta maaf tidak bisa meredam egoku dengan baik. Aku minta maaf tidak bisa membuat Seonho bahagia, bibi." Guanlin terisak. Saat mengatakan itu semua, bayangan dirinya yang dulu sering mengatur Seonho kembali masuk ke dalam pikirannya dan seketika membuatnya kembali merasa bersalah.

Woojin hanya diam melihat interaksi antara Ibu Seonho dan Guanlin, sedangkan ayahnya Seonho masih setia duduk ditempatnya menunggu operasi putranya selesai.

Woojin juga kembali teringat perlakuan Guanlin yang memang menurutnya egois. Guanlin selalu menyuruh Seonho untuk melakukan semua untuk Guanlin, tapi Woojin juga sadar, sahabatnya seperti itu karena memang Guanlin juga mencintai Seonho dengan teramat sangat. Maka dari itu, Guanlin tidak ingin Seonho terlihat seperti tidak pantas untuk Guanlin.

"Bibi sudah tau semuanya, Guanlin-ah. Walaupun Seonho tidak pernah bercerita apapun pada bibi soal hubunganmu dengannya, tapi bibi tetaplah ibunya. Perasaan ibu selalu benar, bukan?" Bibi Yoo kembali tersenyum lembut dan menyeka air mata yang menetes dipipi Guanlin.

Guanlin mendongakkan kepalanya dan menatap wanita paruh baya dihadapannya, memeluknya dan mengucapkan terimakasih untuk semua pengertian yang telah diberikan Bibi Yoo pada semua sikap Guanlin. Sekarang Guanlin tau darimana hati tulus yang Seonho miliki.












Pendek ya? Iya sengaja. Karena kan ini udah mau tamat gitu. Hehehe tapi masih ada nanti konflik dikit lagi dan mungkin mulai chap besok bakal aku private hehehe. Jgn bosen bacanya ya :((

Makasih banyak buat yang votment aduh ceritanya gaje begini :(

Blind // guanhoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang