ENAM

3.8K 283 1
                                    

Bryanne berpura-pura tidak melihat William waktu pria itu menerobos pintu ruang kerjanya. Dia orang terakhir yang ingin dilihatnya, apalagi pada pagi hari setelah malam kencannya dengan Marry Fields. Seharusnya, Bryanne tahu Marry akan mengincar William, dan lelaki seperti William akan menerima apapun yang ditawarkan padanya. Bukan berarti Bryanne tidak menyukai Marry. Meskipun mereka berteman sebetulnya Bryanne tidak begitu mengenal Marry. Kecuali reputasinya, tentu saja. Semua orang yang bekerja di Hotel ini tahu bahwa kebanyakan lelaki menganggap janda cerai yang cantik dan muda itu menggemaskan. Marry lebih sering bergonta-ganti pasangan kencan. Ya, Marry adalah tipe wanita yang dibutuhkan William, wanita yang suka hura-hura dan selalu mencari kesenangan.

"Hei," panggil William saat pria itu berdiri di depan meja kerja Bryanne. "Damian dimana? Kami berjanji akan melihat lokasi rumah yang direkomendasikanya."

"Damian masih ada meeting dengan klien." Kata Bryanne sambil mengangkat kepalanya dari dokumen perusahaan dia atas meja kerjanya. "Dia berpesan, kau disuruh menunggunya sebentar disini."

"Baiklah. Bagaimana perkembangan proyek hotel kita, Anne? Kudengar ada masalah dengan Suplier bahan material bangunannya?"

"Tidak ada yang perlu kau khawatirkan, Will. Semuanya terkendali." Mengapa ada pria yang begitu menawan? Pikir Bryanne. Tidak adil William begitu tampan sekaligus maskulin. Dan sungguh tidak adil Gadis sederhana seperti dirinya tergila-gila kepada lelaki paling tampan didunia, Dua belas tahun lalu.

"Yah, kuharap proyek kita selesai sesuai dengan waktu yang sudah kita prediksi Anne, jadi sebaiknya aku menunggu Damian disini atau datang lagi nanti?" Tanya William, menatapnya dari atas komputer

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Yah, kuharap proyek kita selesai sesuai dengan waktu yang sudah kita prediksi Anne, jadi sebaiknya aku menunggu Damian disini atau datang lagi nanti?" Tanya William, menatapnya dari atas komputer.

"Terserah." Kata Bryanne. "Sekertarisku akan memberikan alamat lokasi tempat yang akan kau tinjau, jika kau ingin melihatnya sendiri aku akan menghubungi sekertarisku. Tapi jika kau lebih suka kembali nanti, kau mungkin bisa bertemu Marry, saat makan siang nanti."

"Makan siang, Hmmm. Ya, dia mengatakan punya waktu senggang siang ini." William melihat sekilas rona merah di pipi Bryanne, dan bertanya-tanya apakah dia salah mengerti nada tajam suara Bryanne waktu wanita itu menyebut nama Marry. Mungkinkah Bryanne cemburu?

"Akan ku katakan pada Damian kau akan kembali lagi sore ini." Bryanne kembali mengalihkan perhatian pada dokumen yang sedang dipelajarinya, mengabaikan William.

Pria itu menumpu kedua lenganya di atas meja dan membungkuk. Bryanne tersentak dan melompat kaget. William menyeringai nakal.

"Aku kira kau pergi, Will." Kata Bryanne

"Aku tidak mengatakan akan pergi kemana-mana." William memutari meja dan meraih tangan kanan Bryanne dengan tangan kirinya. "Kurasa aku tak akan pergi makan siang dengan Marry hari ini."

Bryanne menarik tanganya dari genggaman William, dan menatap pria itu "oh begitu, Marry juga hanya kencan semalam bagimu, ya? Dia menyenangkan tadi malam, tapi hari ini kau ingin sesuatu yang lain, seseorang yang lain."

unforgettable kiss Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang