SEPULUH

3.5K 266 1
                                    


William mempercepat mobilnya, melaju ke arah hotel. 10 menit kemudian dia sudah memarkir mobilnya di parkiran hotel, keluar, mengitari kap mobil, dan membuka pintu penumpang. Setelah memasukkan kunci ke saku, dia mengulurkan tangan pada Bryanne. Dengan tergesa-gesa ditariknya wanita itu keluar dari mobil. Bryanne dengan patuh dan bahagia menurut, mabuk kepayang membayangkan apa yang akan terjadi.

Keduanya berlomba memasuki loby hotel. William mendorong Bryanne hingga bersandar pada dinding besi, saat mereka berdua memasuki lift hotel yang sepi. Menciumnya sampai wanita itu tak bisa bernapas. William membopong Bryanne dan berjalan tergesa-gesa di lorong hotel untuk menuju kamarnya. Dengan jari gemetar, Bryanne menanggalkan dasi kupu-kupu pria itu dan melepaskan kancing bajunya yang berlipit. William memegang pinggul Bryanne dan melekatkan tubuh wanita itu ke tubuhnya.

Lidah mereka bertaut dalam tarian pemanasan primitif yang membuat keduanya bergairah. William merogoh kantongnya, mengeluarkan rantai kunci, memasukkan kunci kamar dan membuka pintu. Mereka masuk sambil berciuman , berpelukan dan saling menaggalkan pakaian. William menendang pintu depan hingga tertutup.

Mereka meniggalkan jejak jaket tuksedo, kemeja putih, sepasang sepatu hak tinggi dan gaun sutra hitam. Sekarang mereka tidak bisa lagi menghindari pertemuan dengan takdir.

William berkutat dengan kait bra Bryanne, dia menggigit-gigit leher Bryanne. Dan Bryanne membiarkan William menanggalkanya. Setelah menjatuhkan bra itu kelantai, William merangkul Bryanne dengan satu lengan, lalu mundur mengamati payudaranya yang telanjang. Bergairah melihat pemandangan itu, William menahan napas.

Bryanne memiliki payudara yang sangat bagus. Bulat dan penuh. Menggairahkan tapi tidak terlalu besar.

Hasrat Bryanne bangkit. Jantungnya berdebar kencang.

"Aku ingin melihatmu seluruhnya," ujar William. "Setiap inci."

Bryanne mengangguk, tahu apa yang di inginkan William, sambil berdo'a semoga pria itu takkan melihat kekurangan tubuhnya yang sudah berusia 30 tahun. Dia tidak lagi bertubuh padat. Gadis usia 18 dan diperutnya terdapat guratan samar bekas kehamilan.

Dengan segenap keberanianya dan di dorong gairahnya pada lelaki itu, Bryanne menjauh dan melakukan tarian telanjang yang lamban dan tak pasti.

Pertama-tama diturunkanya Pantyhose hitamnya sampai ke kaki, lalu dia duduk di pinggir tempat tidur dan melepaskanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Pertama-tama diturunkanya Pantyhose hitamnya sampai ke kaki, lalu dia duduk di pinggir tempat tidur dan melepaskanya. Tangan Bryanne gemetar ketika dia memegang ikat pinggang berenda celana dalam hitamnya.

William mengamati setiap gerakanya, menanti penuh gairah, sampai semua tersingkap.

Bryanne berdiri di samping tempat tidur, dan sedikit demi sedikit, yang terasa begitu lamban, menurunkan celana dalamnya sampai ke pinggul lalu ke kaki. Ketika celana dalamnya sampai ke pergelangan kaki, Bryanne menendangnya ke samping. Lalu ia mengangkat kepalanya dan menatap William. Pria itu tersenyum nakal dan sensual, lalu bergerak ke arahnya. Bryanne gemetar dari ujung kepala sampai ujung kaki ketika William mengulurkan tangan menyentuh lehernya dengan ujung jari.

unforgettable kiss Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang