DUA BELAS

2.9K 235 0
                                    


William memberikan sebuah cek pada Agen Realestate itu dan menjabat tanganya. Untuk pertama kali setelah bertahun-tahun, dia tahu pasti dirinya melakukan hal yang benar, proyek
Hotel Beamount akan menjadi miliknya, segala urusanya telah ia serahkan pada orang kepercayaanya di California. Dia harus mengakui dia tidak yakin sebesar apa pengaruh Bryanne reedman dalam keputusanya untuk tidak pindah ke California sekarang. Yang diketahuinya, adalah dia tak ingin berpisah dengan Bryanne. Selama Dua minggu dia pergi, Bryanne selalu ada dalam pikiranya siang dan malam. Dan Evan juga. Ada sesuatu pada mereka. Sesuatu yang istimewa.

Apakah itu yang benar-benar dikehendakinya, sebuah keluarga instan? Dia tertarik menerima proyek hotel Beaomunt hanya untuk melarikan diri dari perasaan ingin memiliki Bryanne dan Evan. Tidak pernah terpikir olehnya dia akan tertarik untuk menetap di kota kelahiranya dengan seorang janda dan anaknya. Sial, dia bukan tipe lelaki yang menetap, bukan tipe lelaki yang mau terikat pernikahan. Dan dia tahu Bryanne hanya menginginkan pernikahan selamanya. Apakah dia mau membuat komitmen seperti itu?

Dia tidak yakin tentang apapun , apalagi tentang perasaanya mengenai masa depan bersama Bryanne. Tapi dengan membeli sebuah gedung di daerah perkotaan dan membuat kantor cabang perusahaan A.W. foundation di New york. Dia merasa punya waktu untuk mencari apa yang sebenarnya di inginkanya.

William kemarin sudah membuat keputusan, waktu menginap dengan Veeran di California. Dan pagi harinya dia menelpon Agen property itu. Dia sekarang merasa sangat lega setelah membuat keputusan untuk tahun depan. Dia akan tinggal di New york, dan membuka cabang A.W foundation di sana.

Dan dia akan pacaran dengan janda Reedman. William tersenyum. Persetan, dia akan melakukan affair total dengan wanita itu. Dia menginginkan Bryanne di tempat tidurnya setiap malam. Hanya membayangkan permainan cinta mereka yang terakhir saja sudah membuatnya bergairah.

Tapi William sadar mungkin dia harus memperbaiki hubunganya dengan Bryanne. Selama seminggu pertama berada di luar kota, dia terus menjalin kontak dengan wanita itu, tapi waktu menyadari betapa berarti Bryanne baginya, dia panik dan mundur, berharap perasaanya pada wanita itu akan berubah. Dia sudah satu minggu tidak berbicara dengan Bryanne, dan wanita itu pasti kesal padanya. William harus mencari cara untuk membuatnya mengerti. Dia tak terbiasa begitu menyayangi seseorang, benar-benar memerlukan satu wanita khusus dalam hidupnya setiap hari.

William keluar dari kantor Agen property itu dan masuk ke porsche-nya. Apakah sebaiknya dia pulang ke Apartement miliknya sebelum menghubungi Bryanne, atau sebaiknya langsung ke kantor wanita itu? Jika menelpon dulu, dia akan memberi Bryanne kesempatan untuk mengatakan tak ingin bertemu denganya. Tidak, tindakan terbaik adalah langsung mendatanginya, menghadapi kemarahanya, dan menyeretnya keluar kantor ke tempat tidur terdekat.

      Bryanne meremas kertas sketsa itu, lalu membuangnya ke tong sampah untuk yang kesekian kalinya. Sial! Selama seminggu ini dia melampiaskan rasa frustasi dan amarahnya pada benda-benda mati di sekitarnya setiap kali nama William Whittington terlintas dalam pikiranya. Lelaki itu! Bajingan tak berperasaan! Seharusnya dia sudah tau. Dia bukan lagi gadis ingusan. Mengapa dia menuruti isi hatinya, bukan isi kepalanya? Kalau mendengarkan akal sehatnya, dia takkan terluka seperti sekarang, dan takkan semarah ini.

Dia sudah seminggu tidak mendengar kabar dari William. Pria itu hanya bermaksud pergi beberapa hari. Beberapa hari itu menjadi seminggu, lalu menjadi dua minggu. William mungkin takkan kembali ke New york. Dan itu bukan masalah bagi Bryanne. Dia tak peduli lelaki itu kembali atau tidak.

Pembohong! Ejek sebuah suara dalam dirinya. Kau peduli. Kau terlalu peduli. Kau menderita dan kau tahu itu. Semua harapan dan mimpimu melayang. William Whittington memanfaatkanmu lagi. Dan meninggalkanmu, seperti yang dilakukanya Dua belas tahun lalu.

Bryanne membanting bulpoint yg sedang dipegangnya, menjatuhkanya di atas meja kerjanya. Suara parau Tanya tucker mengalunkan hits Country terbarunya dari CD player di belakang meja kerjanya. Bryanne melihat jam tanganya dan menyadari waktu makan siang sudah lewat. Sudah hampir pukul Satu. Perutnya keroncongan.

Dia akan sibuk sepanjang hari. Elle meminta ijin cuti hari ini untuk menemani kakanya ke dokter, hari ini tes Sonogram akan mengungkapkan jenis kelamin bayi kakaknya, dan Elle sangat antusias.

Sambil mendengarkan tembang lembut yg bergaung di ruang kerjanya, Bryanne memikirkan kehamilanya sendiri. Waktu itu umurnya Delapan belas tahun, sendirian dan ketakutan. Dan Daniel reedman adalah penyelamatnya, yang menikahinya, mencintainya, dan memberi bayinya seorang ayah. Apa yang akan dilakukanya tanpa dia? Seharusnya wanita tidak boleh mengalami kehamilanya sendiri, tanpa lelaki di sampingnya.

William Whittington telah kehilangan Satu pengalaman yang paling berharga.

Berhenti memikirkanya! Bryanne mengingatkan dirinya. Berhentilah menyiksa diri dengan berandai-andai.

Dia sudah pergi. Keluar dari kehidupanmu. Untung bagi kalian. Dia hanya menyulitkan kau dan Evan.

Bryanne bergegas mencuci tangan, mengeluarkan Bologna sandwich dan kantong kentang goreng dari bungkusan makan siangnya, menuang secangkir kopi yang sudah dingin, dan duduk di kursi kerjanya yang rapi itu. Sambil makan dia harus menjawab telpon Dua kali. Sekali dari konsumen mengecek info tentang lokasi rapat yang akan dia lakukan besok. Dan sekali dari Damian yang menawarkan diri untuk menjemput Evan di sekolah hari ini. Setiap kali telpon berdering, jantungnya berdetak kencang. Wanita bodoh! Dia memaki dirinya. Kau benar-benar berfikir William akan menelpon?.





Haaaay 😁
Come back again dari bertapa yees
Maafkan kekakuan dan ke absurdtan sy 😆
Sdh lama gk nulis otak sm tangan sy jd agak gk sinkron🤗
Tetep
Im still waiting for your support guys 😍😍😍

 

unforgettable kiss Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang