TUJUH

3.5K 283 1
                                    

Chet james membuka pintu mobilnya dan membantu Bryanne setelah mengenakan sabuk pengaman, Bryanne duduk santai dan menunggu Chet menyalakan mobilnya. Dia selalu menikmati kencan dengan Chet. Pria itu baik, penuh perhatian dan sangat sopan. Meskipun dia lebih muda Tiga tahun dari umur Bryanne. Dia tahu, kalau mau bertindak pintar, ia seharusnya membiarkan hubungan mereka berkembang sejauh keinginan Chet. Tapi walaupun menyukai Chet, Bryanne tahu dia tak mau lagi menjalani pernikahan semu.

Dia sudah pernah Satu kali menikah dengan lelaki baik yang memperlakukanya dengan pantas dan mengurusi dia serta anaknya. Tapi dia tak pernah mencintai Daniel reedman, tidak seperti seorang istri mencintai suaminya. Dia tak pernah berdebar memandangnya. Tubuhnya tidak pernah bergetar saat di sentuh pria itu. Dia tak pernah luluh dalam pelukanya. Tak pernah berteriak penuh gairah saat bercinta denganya. Tak pernah mendekap bantalnya setelah pria itu bangun agar dapat mencium aroma tubuhnya.

Dulu dia menerima sebuah perkawinan tanpa gairah, demi Evan. Tapi takkan dilakukanya lagi. Demi apapun. Kalau dia menikah lagi, itu hanya demi cinta. Hanya cinta.

"Kau menikmati filmnya?" Tanya Chet saat menyalakan mobil.

"Oh ya, aku suka film komedi romantis. Kuharap kau tidak bosan. Evan benci film seperti itu. Dia khas anak lelaki."

"Yah, kurasa bagus juga tuan damian mengajak Evan bermain bowling malam ini."

"Damian cukup baik mengikutsertakan Evan dalam banyak kegiatan dengan teman-temanya. Dia mengerti betapa sulitnya Evan tanpa seorang ayah."

Chet memandangnya sebelum memasukkan gigi mobil. "Anne, kau tahu aku sangat menyayangi Evan dan..."

"Chet, bukankah kita sudah setuju kencan malam ini hanya untuk bersenang-senang. Tidak ada  pembicaraan serius."

"Maaf," kata Chet. "Kau benar. Malam ini hanya untuk bersenang-senang." Dia melambatkan mobilnya dan mengangguk. Menatap ke sekilas ke arah gedung yang menyala terang di sisi kiri jalan. "Bagaimana kalau kita mampir ke star club? Kita bisa minum  dan dansa sebentar? Aku tahu itu bukan tempat yang biasa kau datangi tapi kupikir karna..."

"Aku mau ke star club untuk minum. Dan aku tidak pernah berdansa lagi sejak pernikahan veeran, Tiga tahun yang lalu."

Mereka memasuki ruangan berasap dan musik yang berdentum memekakkan telinga. Surga bagi pecinta dunia malam, alkohol dan wanita-wanita sexy. Bryanne pernah kesana sekali, dan malam itu tak pernah dilupakanya. Malam itu kakaknya yang mempunyai kehidupan paling lurus, Veeran. Untuk pertama kalinya mabuk dan dia yang membopong tubuh seberat gajahnya, sungguh merepotkan!.

"Kau lihat ada meja kosong?" Tanya Chet, mengecilkan mata menatap ke balik asap rokok.

"Di sana ada." Bryanne menunjuk sebuah meja di sebelah kanan, dekat bagian belakang ruangan yang penuh sesak. Tapi baru saja mereka menuju kesana, pasangan lain mendahului.
"Wah, keduluan." Bryanne mengangkat bahunya.

"Kau mau dansa dulu?" Usul Chet "kalau nanti tidak dapat meja, kita bisa minum di Bar."

"Oke." Bryanne harus berteriak karena DJ baru saja memainkan irama baru yang menghentak.

Bryanne berdiri sama tinggi dengan Chet. Dia tersenyum dan membiarkan dirinya dipeluk pria itu. Mereka bergerak seirama hentakan musik, suara nada mengiang di telinga mereka.

Ya tuhan! Enak rasanya bersantai dan bersenang-senang. Enak, tidak perlu mengkhawatirkan tugas sehari-hari. Enak, tidak perlu memikirkan lelaki yang memiliki kekuatan menghancurkan ketenangan hidupnya.

Bryanne tersenyum puas saat Chet memutar-mutarnya di lantai dansa. Sekilas dilihatnya pasangan di samping mereka dan sesaat jantungnya berhenti berdetak. Dia seharusnya tahu jangan ke Club pada jum'at malam. Dia seharusnya tahu William whittington akan kemari dengan wanita lain. Marry fields melingkarkan lengan di leher William dan tubuhnya menempel erat ke tubuh lelaki itu. Kepalanya bersandar di dada William dan tangan kanan pria itu memegang pinggulnya. Perut Bryanne seolah jungkir balik.

unforgettable kiss Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang