Please Don't

13*Don't Say Goodbye

HappyReading^^

Jihoon pov.

Seminggu kemudian....

Hari ini telah datang, hari dimana aku akan menikahi yeoja yang bahkan aku tak tau apakah aku mencintainya atau tidak.

Kim Yerim, calon pengantinku yang sebentar lagi akan menyandang marga Park didepan namanya. Kini yeoja cantik bertubuh mungil itu tengah berbincang dengan beberapa teman barunya, terpancar kebahagiaan dari senyumnya yang terukir di bibir cherrynya.

"Hei..."

Aku terlonjak kaget saat seseorang menepuk pundakku cukup keras, dia si sialan Bae Jinyoung yang telah membuatku akhirnya bersedia untuk menikahi Yeri.

"Mengintip calon istrimu huh?" tanya Jinyoung sembari menyikut perutku beberapa kali hingga aku meringis karenannya. Dia memberikan ponselku yang tengah berdering tanda sebuah panggilan masuk.

"Angkat telponmu sementara aku akan pergi untuk mengatakan pada Yeri bahwa kau terus mengintipnya dari tadi." Jinyoung tersenyum penuh arti lalu segera pergi menghampiri Yeri, aku hanya mendecak pasrah akan kelakukan namja sialan itu.

Aku kembali ke layar ponselku dan mendapati nomer ponsel asing yang terus saja menelponku, apakah dia begitu memiliki kepentingan denganku sampai harus menelponku terus menerus?

Aish.

"Yoboseyo?"

"..."

"Kau siapa?"

"..."

"N-ne."

"..."

Aku memandang Yeri yang kini tengah mengobrol bersama dengan Jinyoung sembari terus mengukir bibirnya dengan senyuman. Ia mengalihkan pandangannya padaku lalu tersenyum manis, aku menunduk merasakan jantungku yang berdegup kencang.

Aku menarik nafas dalam-dalam lalu menghembuskannya perlahan, kedua tanganku mengepal kuat disertai dengan langkahku yang mulai menghampiri Yeri.

"Yeri-a..." panggilku padanya dengan nada datar membuat Jinyoung berhenti bicara lalu pergi meninggalkan kami berdua, dia menyambutku dengan senyuman hangat miliknya.

Kuraih tangannya untuk kugenggam lalu menariknya untuk mengikuti langkahku. "Jangan banyak bicara dan ikuti saja aku."

Yeri tak banyak bicara dan hanya mengikuti kemana langkahku pergi, aku memintanya untuk masuk ke dalam mobil lalu mulai mengendarainya menuju ke suatu tempat.

"Oppa, kita akan pergi kemana?" tanyanya memecah keheningan, ia terus saja mengukir senyuman di bibirnya.

Aku hanya diam tak menjawab pertanyaannya dan tetap fokus menyetir menuju ke sebuah tempat yang akan membawaku bertemu dengan seseorang yang sangat kurindukan.

Choi Arin.

Sebentar lagi aku akan menemuinya.

Aku telah di hadapkan ke dua pilihan, Arin atau Yeri.

Seorang namja yang tak ku ketahui identitasnya menelpon padaku dan mengatakan bahwa Arin bersamanya.

Aku sangat bahagia karena sebentar lagi Arin akan kembali ke dalam pelukanku, akan tetapi namja itu mengajukan sebuah persyaratan padaku untuk menyerahkan Yeri padanya.