11*Fault

7.3K 555 70
                                    


HappyReading^^

Jungkook pov.

Aku telah bersikap kasar pada Arin hanya karena ia menyatakan perasaannya padaku, tapi semua itu kulakukan karena aku tak mau memberinya harapan lebih.

Ada sedikit rasa bersalah padanya, selama ini dia telah bersikap baik padaku dan tak seharusnya aku membalasnya dengan kasar seperti itu.

Kuputuskan untuk menemuinya yang menginap di kamar hotel tepat disebelah kamarku.
















Tok.tok.tok

Kuketuk beberapa kali pintu kamar hotelnya, namun dia tak juga membukakan pintu untukku.

"Jungkook!" panggil seorang yeoja yang ku yakini adalah Arin.

Dia menghampiriku lalu menyerahkan sebuah kantong plastik berisi sesuatu untukku. "Aku membelikanmu cup cake sebagai permintaan maaf, besok aku akan pergi ke Seoul untuk menemui namjachinguku."

"Arin-a, aku kemari karena ingin meminta maaf padamu atas sikap kasarku." pintaku tersenyum canggung padanya.

Arin balas tersenyum padaku. "Harusnya aku yang minta maaf padamu atas sikapku yang terlalu memaksa."

Aku mengajaknya untuk berjalan-jalan di sekitar pantai Jeju, menikmati angin malam yang dingin namun sejuk itu.

Kami berdua duduk di bawah pohon sembari menikmati cup cake yang telah Arin belikan untukku.

"Aku ingin tau seperti apa Kim Yerim itu." Gumam Arin membuatku tersenyum miris.

Aku tau Arin menyimpan perasaan lebih padaku, itu sebabnya aku ingin mengungkapkan begitu banyak perasaan cintaku pada Yeri dan membuatnya sadar bahwa dia sudah tak memiliki kesempatan lagi.

"Dia gadis paling cantik yang pernah kutemui didunia, dia memiliki kulit selembut kapas dan seputih susu, bibirnya berwarna merah cherry dan kedua matanya bening dengan sorot mata yang menenangkan." ungkapku menggambarkan sosok Yeri dari apa yang kulihat.

Arin tersenyum miris. "Sesempurna itukah dia menurutmu?"

"Kau juga cantik Arin-a, namjachingumu beruntung bisa memilikimu." timpalku menyemangatinya karena ia merasa Yeri begitu kuagungkan.

Arin kini menatapku dengan linangan airmata. "Tapi hanya Yeri yang beruntung bisa mendapatkanmu."

Aku bungkam.

Arin masih saja mengungkit-ngungkit perasaannya padaku meski sudah jelas kalau aku hanya mencintai Yeri.

"Sudah malam, ayo kembali ke hotel." ajakku lalu berjalan lebih dulu meninggalkannya.

***

Keesokan paginya aku berencana untuk kembali ke Seoul karena aku harus kembali bekerja, sudah terlalu lama aku cuti dan aku tak bisa mengambil cuti lagi.

Arin ikut bersamaku, dia berencana untuk menemui namjachingunya tapi dia tak mau aku ikut bersamanya.

Aku pergi ke bandara dan mendapati Jimin tengah menunggu kedatanganku.

"Jungkook-a." ia memelukku erat memberiku support untuk terus bersemangat.

Jimin memandangku sembari menepuk-nepuk pundakku. "Sabarlah Kook, kuharap Yeri bisa segera ditemukan."

"Gomawo, Jim." timpalku dengan nada lesu tanpa semangat.

Biasanya aku selalu bersemangat jika itu bersangkutan dengan pesawat, tapi sekarang...

Please Don'tTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang