10*Love

8K 610 116
                                    

HappyReading^^

Author pov.

Yeri membulatkan matanya tak percaya setelah mendapatkan kecupan singkat di bibirnya, sama sekali ia tak menyangka Jihoon akan melakukan itu.

"Jadi itu alasannya kau ingin aku menyembunyikanmu?" tanya Jihoon menyadarkan Yeri dari lamunannya.

Yeoja itu hanya menunduk tak mau menunjukan wajahnya yang memerah.

Jihoon terkekeh melihat tingkah Yeri, ia mengacak gemas rambut panjang yeoja itu lalu berbaring memandang langit.

"Apa kau lupa pada yeojachingumu sampai berani menciumku seperti tadi?" tanya Yeri yang mampu membuat Jihoon beralih menatapnya.

Yeri mulai berani membalas tatapan Jihoon yang terus menatapnya penuh arti. "Apa?"

"Kau ingin aku menciumu lagi." ancam Jihoon membuat Yeri mendecak kesal.

Yeoja itu mengarahkan kedua tangannya lalu mencubit hidung Jihoon. "Awas saja kalau kau berani melakukannya lagi." candanya disertai dengan poutan bibirnya.

Jihoon menarik lengan Yeri untuk ikut berbaring di sampingnya. "Kau mengingatkanku pada Arin yang dulu, sebelum ia mengalami kecelakaan."

"Jadi kau menciumku seolah-olah aku ini adalah yeojachingumu" tanya Yeri yang dibalas diamnya Jihoon.

Namja itu memposisikan tubuhnya menyamping jadi menghadap Yeri. "Aku tak membayangkan Arin saat menciumu, entahlah tapi aku melakukannya sesuai dengan keinginanku."

"Mwo?"

"Sudah lupakan saja." timpal Jihoon lalu kembali ke posisi berbaringnya.

Yeri heran mengapa tiba-tiba namja itu bersikap aneh padanya atau jangan-jangan... "Kau menyukaiku?"

Jihoon terbatuk setelah mendengar ucapan Yeri. "Siapa namja yang tak suka yeoja cantik sepertimu, namja yang kau panggil iblis itu juga pasti sangat menyukaimu."

"Jadi kau sungguh-sungguh menyukaiku?" tanya Yeri dengan nada polos layaknya anak kecil.

Jihoon tersenyum lebar. "Aku menyukaimu seperti adikku sendiri."

"Mana ada kakak yang mencium adiknya seperti itu." timpal Yeri membuat Jihoon bungkam.

Skakmat.

"Aku mau tidur duluan." pamit Jihoon segera beranjak dari tempatnya lalu masuk ke dalam tenda.

Yeri tersenyum melihat tingkah Jihoon, ia tak perduli jika memang namja itu menyukainya hanya sebatas kakak pada adiknya, tapi Yeri cukup tau perasaan Jihoon padanya lebih dari itu.

Yeri memandang bintang-bintang di langit dan salah satunya ada yang jatuh, ia lalu memejamkan matanya untuk memohon.

"Kuharap aku dan Jihoon oppa mendapatkan takdir terbaik." gumamnya sembari tersenyum.

Yeri tak meminta untuk tetap bersama Jihoon, karena ia tau namja itu milik yeoja lain.

Tapi ia berharap, mereka berdua mendapatkan takdir terbaik dan bahagia dengan takdir masing-masing.

"Yakk Kim Yerim, cepat masuk ke dalam atau kau akan menjadi santapan binatang buas di luar sana."

Yeri yang masih memejamkan matanya sukses menahan tawa mendengar Jihoon mengatakan itu. "Disini tak akan ada bintang buas oppa, lagipula aku lebih takut padamu."

Ia masuk ke dalam tenda dan mendapati Jihoon telah membalut tubuhnya dengan selimut tebal. "Bukankah itu selimutku?"

"Ini milikku, aku yang membelinya." timpal Jihoon membuat Yeri mempoutkan bibirnya kesal.

Please Don'tTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang