15*Punishment

9.3K 694 118
                                    


HappyReading^^

Jungkook pov.

"Yeri hamil?" tanyaku memastikan indera pendengaranku tak salah tangkap karena aku tak bisa mempercayai ini, Yeri tak mungkin hamil.

Aku belum pernah menidurinya sama sekali , tapi ada satu nama yang ku curigai dan dia adalah Park Jihoon.

"Nona Yerim harus benar-benar memperhatikan kehamilannya, usianya masih sangat muda dan ini kehamilan yang pertama, jadi anda juga harus menjaganya dengan baik." pesan dokter padaku sembari menyerahkan hasil pemeriksaan beserta dengan USG milik Yeri.

***

Aku melangkah gontai menuju ke ruang rawat Yeri, karena kekurangan banyak cairan ia harus dirawat sampai kondisinya benar-benar pulih.

Tanganku mengepal kuat memegang hasil pemeriksaannya yang menunjukan kenyataan bahwa ia tengah hamil, rahangku terus mengeras menahan amarah dalam diriku yang belum bisa ku luapkan.

Saat aku masuk ke ruangan, Yeri segera bangkit dari berbaringnya untuk menyambut kedatanganku.

















































Brakkk








Aku melempar semua hasil pemeriksaan milik Yeri tepat ke wajahnya, ia terkejut lalu menunduk untuk melihat apa yang kulempar padanya.

"Kau hamil Kim Yerim." ungkapku dengan nada datar, kedua tanganku mengepal semakin kuat saat melihatnya tak dapat berkata apa-apa.

Yeri menitikan airmatanya lalu berusaha untuk menjelaskan mengenai kehamilannya itu. "A-aku bisa jelaskan, ku-"

"SIALAN KAU KIM YERIM." teriakku sembari mengambil vas bunga yang berada di atas meja dekat ranjangnya, aku hendak memukulnya dengan vas itu tapi ku urungkan niatku karena melihatnya ketakutan.
































Prangggg

"Aku akan membunuh janinmu dan ayah dari anak yang kau kandung itu." ucapanku itu sukses membuatnya gemetar takut sembari menahan lenganku memohon untuk tak melakukannya.

Yeri terus menggeleng ketakutan. "Hukum aku saja, jangan Jihoon oppa dan anak kami."

"Shit! Anak kami kau bilang" umpatku membuat amarah yang sudah berusaha kutahan malah kembali terpancing.

Aku melepas paksa tangannya dari lenganku. "Berapa kali kau tidur dengannya huh? Jalang sialan."































Plakkkkk

Tamparan keras mendarat di pipi kirinya dan itu meninggalkan bekas kemerahan. Perasaan cintaku padanya seketika tertutupi oleh kebencian karena kesalahannya dengan Park Jihoon.

Aku berjalan keluar meninggalkannya dengan amarah yang masih bergejolak dalam diriku, satu orang lagi yang perlu kuberi hukuman atas kesalahan yang telah ia perbuat.

Akan kupastikan dia menyesali perbuatannya.

Park Jihoon. Kau akan menerima kemarahan dan hukuman atas apa yang telah kau perbuat.

Please Don'tTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang