mh
Baru saja aku ingin mengikuti Nayoung setelah memaksa diriku menelan bakso, Chaeyeon membuka mulutnya.
"Jangan pergi dulu kenapa sih."
"Buat apa aku lama-lama di sini bareng kamu?" balasku.
"Lo tuh kenapa anti banget sih sama gue?" tanya Chaeyeon.
"Masih nanya? Perlu aku jelasin gimana sikap kamu semenjak hari itu?" balasku.
"Ini semua ya salah lo kenapa nolak perjodohan kita!" ucapnya.
"Ini semua salah kamu yang udah cerita tentang aku ke 'teman-teman'mu!" bantahku. "Harusnya dengan otak yang bisa kamu pakai masuk kampus ini juga bisa kamu gunain buat mikir kenapa aku nggak mau sama kamu."
"Kenapa? Karena gue manja?"
"Bukan."
"Terus?"
"Karena kamu bukan Nayoung," jawabku.
Chaeyeon malah tertawa. "Bucin banget."
"Mendingan kamu cari cowok lain yang bisa kamu pamerin ke 'teman-teman'mu itu. Yang pasti cowok itu bukan aku," saranku.
"Nggak bisa. Elo di mata temen-temen gue itu keren banget. Kalau gue bawa cowok lain terus di mata mereka itu nggak sekeren elo, harga diri gue mau taruh di mana?" tolak Chaeyeon.
Aku menghela napas. Perempuan ini memang gengsinya terlalu besar, sampai masalah jodoh aja yang nentuin teman-temannya itu.
"Oke," aku menghirup oksigen terlebih dahulu sebelum menawarkan sebuah kesepakatan yang aku pikir bisa menjadi solusi, "kamu boleh bilang aku pacar kamu ke temen-temenmu itu."
"Beneran?!" Chaeyeon terlihat bersemangat sekali.
"Asalkan setelah beberapa waktu kamu langsung putusin aku di depan teman-temanmu itu. Setidaknya yang mereka tahu kamu yang bosen sama aku, bukan aku yang nggak mau sama kamu."
Chaeyeon tersenyum miring, "deal."
Aku tidak salah menawarkan kesepakatan, kan?
cy
Dia pikir aku akan menerima kesepakatan ini dengan begitu saja tanpa memikirkan kelanjutannya?
Lagipula memangnya aku tidak tahu otak busuk 'teman-teman'ku itu? Sejelas apapun aku memutuskan Minhyun di depan mereka, masih ada pikiran-pikiran negatif yang akan menjatuhkanku di dalam otak mereka itu.
Selain Minhyun, aku juga tidak tahu mau menghabiskan hidupku dengan siapa. Aku tidak, atau mungkin belum, mencintai Minhyun. Namun, siapa yang tidak mau dengannya? Tampan, pintar, kaya. Nggak akan malu-maluin untuk dibawa jalan, kan? Dengan segala kesempurnaannya itu pasti juga bisa membuatku bahagia dan puas karena teman-temanku akan iri.
Minhyun pikir aku akan melakukannya sesuai keinginannya? Tidak, tentu saja.
Biarlah aku berlama-lama berpura-pura menjadi kekasihnya hingga ia tahu akan pesonaku sesungguhnya. Lihat saja, dia pasti akan jatuh untuk kedua kalinya kepadaku.
never — 10 — end
double update karena kemaren lupa update 😂
KAMU SEDANG MEMBACA
[2.0] never ✔
Fanfiction"Tangisanmu adalah kelemahanku. Namun aku tahu, kebahagiaanmu bukanlah bersamaku" "Aku tahu kamu benci jika aku menyukaimu. Namun, hatiku memilihmu, lalu kamu bisa apa?" "Aku tidak akan menggantikan posisimu di hatiku, sekalipun itu kamu yang memint...