으남브라스

77 29 0
                                    

mh

Jisung : heh
Jisung : dimana?

Minhyun : mal
Minhyun : kenapa?

Jisung : sama siapa?

Minhyun : chae

Jisung : kamu kapan selesainya sih sama chaeyeon?

Minhyun : cemburu?

Jisung : lucu kamu hyun
Jisung : bukan aku yang cemburu

Minhyun : terus siapa?

Jisung : mikir kalau masih punya otak

Minhyun : kenapa sih?
Minhyun : kayaknya sensi banget
Minhyun : pms?

Jisung : nayoung
Jisung : lupa masih punya pacar?

Minhyun : inget kok
Minhyun : tiap hari masih chat dia

Jisung : dia pacar online kamu?
Jisung : trus chaeyeon pacar real kamu?
Jisung : wah
Jisung : otakmu pasti 100% di dengkul hyun

Minhyun : nayoung gak cemburu kok

Jisung : aku rasanya pengen ngomong sesuatu deh buat kamu

Minhyun : apaan

Jisung : bego
Jisung : tolol
Jiaung : goblok

Minhyun : hah?
Minhyun : apasih

read

"Siapa, Hyun?"

Aku langsung menoleh begitu mendengar suara Chaeyeon.

"Udah selesai?" tanyaku dan tidak menjawab pertanyaannya.

Chaeyeon mengangguk, tadi dia ke toilet.

"Sekarang mau ke mana?" tanyaku lagi.

"Toko perhiasan gitu, Mina paling suka kalung," jawab Chaeyeon.

Aku hanya mengangguk, tidak merasa perlu banyak berkomentar.

Chaeyeon langsung menggenggam tanganku, dia selalu seperti itu dan aku tidak pernah membalas genggamannya.

Ketika kami belum sampai ke toko perhiasan tersebut, langkahku terhenti. Ocehan Chaeyeon yang sejak tadi aku tidak dengarkan pun ikut terhenti, dia menatapku bingung?

"Kenapa, Hyun?"

"Nayoung?"

Iya, ada Nayoung sedang pergi bersama Nayeon beberapa langkah di depan kami.

"Udahlah. Ayo, Hyun! Kamu janji mau temenin aku, kan?" Chaeyeon menarik tanganku paksa.

Aku tidak pedulikan Chaeyeon lagi, ditambah ketika Nayoung langsung menarik Nayeon pergi.

"Aku janji temenin kamu besok, Chaeyeon," ucapku.

"Tapi-"

"Lepas." Aku menarik tanganku. Dengan mudahnya genggaman Chaeyeon terlepas. Tidak aku pedulikan lagi panggilan Chaeyeon yang mengundang perhatian banyak orang, aku langsung berlari mengejar Nayoung.

Nayoung, maafkan aku. Maaf.

ny

Rencananya aku ingin menemani Nayeon membeli baju untuk kencan perayaan satu tahunnya dengan kekasihnya. Namun semua berantakan ketika aku melihat Minhyun dengan Chaeyeon, dengan tangan yang terkait.

"Pulang aja ya, Nay?" ajak Nayeon.

"Terus, bajunya?"

"Nggak apa-apa. Gue bisa pakai yang ada," jawab Nayeon.

Aku menggeleng, "Nggak, nggak. Besok itu spesial buat lo sebelum Jinyoung pindah, kan?"

"Tapi lo gimana?"

"Atau gue paksa Jihyo dateng aja?" saranku.

"Yah, terserah deh."

Baru saja aku mengeluarkan ponselku, namun langsung direbut oleh seseorang yang tidak aku duga akan mengejarku.

Aku bahkan tidak ada harapan dia memilihku dibanding Chaeyeon lagi ketika ia berbohong padaku akan pergi dengan teman-temannya itu padahal Chaeyeon yang ada di sampingnya.

"Balikin, Minhyun," pintaku pelan. Tanganku berusaha mengambil ponselku yang disembunyikannya di balik tubuhnya.

"Ikut aku, Nayoung," pinta Minhyun.

"Eh, lo tuh mikir nggak sih, Hyun? Udah nyakitin Nayoung berapa kali? Pakai bohong segala tuh buat apa? Sekarang lo mau maksa-maksa Nayoung buat ngikutin elo gitu? Nggak akan ya!" omel Nayeon.

"Udah, Nay." Aku melemparkan senyum pada Nayeon.

"Ikut aku, Nayoung."

"Lo nggak apa-apa?" Aku bertanya pada Nayeon.

Nayeon mendengus, "Nanti gue telpon Jihyo aja, atau Chungha. Gampanglah."

"Ya udah, duluan ya, Nay!" pamitku.

Nayeon mengangguk padaku, namun matanya menatap Minhyun tajam.

Lebih baik aku mengikuti keinginan Minhyun. Mungkin saja ini yang terakhir, kan?

never — 16 — end

[2.0] never ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang