mh
"Nay, kamu kasih id line aku ke Chaeyeon?" tanyaku saat kami baru saja menerima pesanan kami di kantin.
Aku berhasil merebutnya dari ketiga temannya tadi.
"Enggak, memangnya buat apa aku kasih ke Chaeyeon?" jawab Nayoung sambil menikmati teh tariknya.
"Ya nggak tahu. Kamu kan dari dulu selalu nurutin maunya dia," ucapku.
"Enggak, Minhyun. Aku udah lama banget nggak ngobrol ataupun chat sama Chaeyeon," balas Nayoung. "Memangnya dia bilang apa sama kamu?"
"Cuman nyapa dan bilang aku udah nggak bisa kabur lagi dari dia," jawabku. "Aku capek ladenin dia, Nay."
"Kalau gitu nggak usah kamu tanggepin lagi, Minhyun. Dia nggak bakalan berhenti sampai dapetin apa yang dia mau, kan?" ucap Nayoung.
Aku mengangguk sambil mengunyah baksoku.
"Nay."
"Hm?"
"Nayoung."
"Hm?"
"Sayang."
Tangan Nayoung mendarat di lenganku, "Jijik."
Aku terkekeh. "Udahan, yuk!"
"Sayang itu baksonya masih banyak," ucap Nayoung. "Ada tiga... eh empat."
"Ada Chaeyeon itu, Nay," ucapku.
"Mana?" Nayoung mencari keberadaan Chaeyeon ke seluruh penjuru kantin.
"Belakangmu," jawabku.
Nayoung berbalik dan menemukan Chaeyeon yang sedang kebingungan mencari tempat duduk.
"Chaeyeon!"
Aku melotot. Tidak menyangka Nayoung akan memanggilnya, apalagi mengajak Chaeyeon untuk bergabung dengan kami.
"Nayoung, ngapain sih ka-"
"Hai!" sapa Chaeyeon memotong pembicaraanku.
"Hai, Chaeyeon," balas Nayoung.
"Nggak niat buat bales sapaan gue?" tanya Chaeyeon yang dapat dipastikan diperuntukkan padaku.
Rasanya aku ingin segera kabur saja dari sini. Namun, tidak mungkin aku meninggalkan Nayoung dengan gadis ular ini.
"Nayoung, pergi yuk," ajakku tanpa memedulikan keberadaan Chaeyeon.
"Mau ke mana sih? Buru-buru amat," celetuk Chaeyeon yang membuatku semakin ingin cepat-cepat pergi dari hadapannya.
"Bukan urusanmu," balasku tanpa melihat Chaeyeon.
"Eh, nganggep keberadaan gue juga," ucap Chaeyeon.
Karena Nayoung tidak kunjung mengiyakan ajakanku, akhirnya aku tetap duduk. Lebih baik aku tersiksa karena dekat-dekat dengan Chaeyeon dibanding membiarkan Nayoung yang disiksa oleh Chaeyeon.
Namun Chaeyeon tidak lagi bersuara, ia memilih memainkan ponselnya sambil sesekali meminum jus mangganya.
Aku tidak tahu apa yang ia lakukan dengan ponselnya itu, lagipula aku tidak lagi peduli padanya.
js
Aku yang sedang menikmati makan siangku bersama Mark harus terganggu oleh pesan masuk dari Chaeyeon.
Mau tidak mau aku harus segera membalasnya sebelum ia spam.
🐍 : woy
🐍 : jisungJisung : apa?
🐍 : ajak nayoung pergi dong
Jisung : hah?
🐍 : kalau lo bukan temennya minhyun gue juga ogah chat sama lo lemot begini
🐍 : ini si nayoung gangguin gue sama minhyunJisung : situ kali yang gangguin mereka [deleted]
Jisung : kalian dimana?🐍 : di kantin
🐍 : di deket penjual mi ayamJisung : otw
"Mark, aku duluan ya," ucapku pada Mark yang masih makan seblak itu.
Mark hanya mengangkat ibu jarinya karena mulutnya masih penuh seblak.
Aku segera berjalan menuju penjual mi ayam sesuai perkataan Chaeyeon. Dengan mudah aku melihat mereka bertiga di meja yang sama. Dapat kulihat gerak-gerik Minhyun yang tidak betah sementara gadisnya itu tetap bersikap tenang.
Aku agak tidak enak jika harus 'membantu' Chaeyeon di depan Minhyun, namun daripada urusan semakin panjang, aku hanya bisa menuruti maunya si gadis ular itu.
"Nayoung," panggilku.
Nayoung segera menoleh padaku. "Eh, Kak Jisung."
"Jadi ke perpustakaan?" tanyaku cepat. Bodoh, kalau begini pasti akan terlihat bohongnya ketika Nayoung kebingungan.
Namun entah mendapat ikatan batin dari mana, Nayoung mengangguk cepat sambil membereskan barangnya.
"Jadi, Kak. Tugas ini penting soalnya," jawab Nayoung dengan akting yang sangat terlihat natural.
Setelah Nayoung menghampiriku, aku segera pamit pada Chaeyeon dan Minhyun.
"Udah, kamu di sini aja. Makanan kamu belum habis, kan?" ucap Nayoung ketika Minhyun memaksa ikut.
Setelah menjauh, aku segera bicara pada Nayoung.
"Maaf, Nayoung."
"Iya, nggak apa-apa. Aku rasa mereka memang butuh waktu berdua, biar masalah ini cepat selesainya. Dibanding terus lari, mendingan dihadapi, kan?" jawab Nayoung.
Untuk kedua kalinya aku merasa Minhyun sangat beruntung mendapatkan gadis seperti Nayoung.
never — 9 — end
KAMU SEDANG MEMBACA
[2.0] never ✔
Fanfic"Tangisanmu adalah kelemahanku. Namun aku tahu, kebahagiaanmu bukanlah bersamaku" "Aku tahu kamu benci jika aku menyukaimu. Namun, hatiku memilihmu, lalu kamu bisa apa?" "Aku tidak akan menggantikan posisimu di hatiku, sekalipun itu kamu yang memint...