티가브라스

72 31 0
                                    

cy

Hari ini aku sudah janjian dengan Minhyun untuk pergi bertemu dengan 'teman-teman'ku. Sesuai perjanjian, akulah yang akan menjemput Minhyun.

Kenapa?

Karena aku tahu Minhyun tidak akan mau menjemputku. Yang dia tahu, di perjanjian awal kami hanya akan berpura-pura masih menjadi sepasang kekasih di depan 'teman-teman'ku saja, tidak di depan semua orang. Dibanding harus bertemu di restorannya, lebih baik aku menawarkan diri untuk mengantarnya. Suatu saat nanti, pasti Minhyunlah yang akan mengantar-jemputku seperti dulu.

Tiin

Aku menekan klakson mobilku agar Minhyun segera keluar dari kediamannya. Satu hal lagi yang aku tahu, pasti Minhyun tidak mau aku muncul di hadapan kedua orang tuanya yang mungkin masih mengharapkan aku menjadi menantu mereka.

Ketika Minhyun sudah duduk manis di sampingku, aku segera menjalankan mobil agar cepat sampai di tempat yang sudah disepakati.

Sesampainya kami di sana, aku segera menghampiri keempat orang yang sudah menungguku.

"Hai kalian!" sapaku. "Gue ajak Minhyun nggak apa-apa, kan ya?"

"Hai, Chae," balas mereka singkat.

"Nggak apa-apa," jawab Jiho, salah satu dari mereka. "Iya, kan?"

"Iya. Santai ajalah, Chae. Kayak sama siapa aja," jawab Mina yang membuatku ingin sekali tertawa di depan mukanya.

Kalian kan memang orang lain untukku.

Selama di hidupku, aku belum pernah menemukan sosok teman yang benar-benar menjadi temanku. Sebenarnya ada, satu. Namun, aku tidak yakin dia adalah teman yang baik untukku. Kenapa? Karena berkat orang itulah aku selalu menyembunyikan diri dari masalah itu dibalik segelas alkohol.

Nama orang itu adalah Sewoon. Orang itu dengan otak cerdasnya bisa melanjutkan kuliahnya di Amerika. Aku sudah tidak tahu lagi seliar apa pergaulan dia sekarang di sana.

Namun aku pun tahu, Sewoon merupakan satu-satunya teman yang membicarakan kejelekanku di depanku. Bukan berpura-pura baik namun busuk. Dan kami masih berhubungan dekat hingga sekarang, terlebih dia sering memamerkan pergaulannya yang menurutnya lebih keren dibanding aku.

"Udah berapa lama sama Minhyun?" tanya Jiho. "Kayaknya gue udah nggak pernah lihat lo jalan bareng Minhyun lagi sejak setahun yang lalu."

"Lo nggak pernah ketemu gue aja kali, Ho. Gue sering kok jalan bareng Minhyun, iya kan?" Aku menoleh pada Minhyun.

Minhyun hanya mengangguk sembari tersenyum tipis.

"Kalian cocok berdua," komentar Yuju.

"Makasih loh, Ju," balasku.

Cih, janganlah kalian terlalu lama memakai topeng itu. Mengatakan aku cocok dengan Minhyun padahal aslinya ingin merebutnya dari 'sisiku'.

Ups, Minhyun belum menjadi milikku ya?

mh

Aku merasa gerah berada di sini. Entah karena aku tidak mengenal mereka dan mereka membahas tentang 'hubungan'ku dengan Chaeyeon, atau karena aku kesal melihat segala kepura-puraan yang Chaeyeon tampilkan.

Terlihat jelas dia hanya tersenyum manis kepada teman-temannya hanya sebatas formalitas. Dapat dilihat dari tatapan matanya, bahwa gadis itu tidak menyukai mereka. Aku jadi tidak mengerti mengapa mereka bisa bertahan menjadi temannya Chaeyeon.

Sabar, Minhyun. Tinggal satu atau dua kali pertemuan lagi, dan semua berakhir. Kehidupanku dengan Nayoung akan menjadi tenang tanpa gangguan Chaeyeon lagi.

Setidaknya aku berharap semua rencanaku berjalan dengan lancar. Namun, aku hanya merencanakan, bukan yang menentukan.

never — 13 — end

[2.0] never ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang