F

1.2K 209 28
                                    

"Bahu lebar!"

Suzy menemukannya sedang bersandar ria di bangku gazebo, seperti biasa sedang maskeran.

"Hei bahu lebar," sahut Suzy lagi, sebuah kotak makan terpangku di pahanya.

Pria itu ; si bahu lebar, tak merespon apapun. Diam saja seperti orang mati.

Maka Suzy memperhatikannya, kedua mata pria itu tertutupi oleh mentimun.

Ah, Suzy suka mentimun.

"Ya!" pekik si bahu lebar, Suzy baru saja mengambil satu mentimun itu dan langsung memakannya.

"Hehe, habis kau tuli." cengir Suzy tak ada dosa.

Pria tadi hanya mendengus, lalu kembali dengan posisi tenangnya sembari mendongkakkan kepalanya ke atas.

"Aish kau itu, aku bawakan makanan tahu. Untukmu, rasa terima kasih ku."

Seketika si bahu lebar memakan sisa mentimun nya yang tinggal satu, lalu menatap kotak makanan yang masih Suzy pangku.

"Untuk apa?" tanya nya.

Suzy buatkan nasi goreng ini, dari dirinya yang tak pernah memasak.

Kata kakaknya, cowo itu suka perempuan yang bisa memasak. Daripada di kasih hadiah, lebih baik dimasakan sesuatu.

Jadi, tadi malam Suzy berperang di dapurnya. Berkali-kali membuat nasi goreng, sampai Suzy rasa nasi goreng nya sudah layak untuk di makan.

"Umm, kau kan waktu itu menolongku. Ku pikir kau memperkosaku, tapi ternyata tidak. Kau malah repot-repot menyewakan apartmen untukku, terima kasih ya?"

Si bahu lebar itu, entah ingin tertawa karena melihat ekspresi lucu Suzy. Atau marah karena Suzy dengan tak ada dosanya mengucap 'per-ko-sa'.

Tak tahukah kalau kata-kata itu keramat bagi pria normal sepertinya?

"Untukmu saja" datarnya.

Suzy memajukan bibirnya kesal, "Ko begitu, sih?? Aku kan sudah susah payah membuat ini dari semalam!"

Mana ada orang membuat nasi goreng dari semalam, dirinya saja membuat nasi goreng dengan mata tertutup. - - Pikir si bahu lebar.

"Pergilah, kau mengganggu"

"Kau sekarang mengusirku!"

Si bahu lebar itu kembali bersandar dan memejamkan matanya, tak perduli Suzy sudah ingin menangis kesal.

"Terserahlah!" kesal Suzy, ia menaruh kotak makan itu dengan kasar ke meja yang berada di tengah gazebo.

"Aku tidak pernah memasak, aku tidak bisa memasak. Kata kakakku, laki-laki itu lebih suka di buatkan masakan daripada di kasih hadiah. Jadi ku putuskan untuk membuat ini,"

"Hanya nasi goreng, aku tahu! Bahkan hanya memakai sosis dan daging. Aku hanya bisa itu! Aku pun mati-matian membuatnya dari semalam supaya rasanya sedikit lebih enak."

"Kalau kau tidak mau, buang saja. Dasar menyebalkan!"

Sehabis marah begitu, Suzy langsung pergi. Dan si bahu lebar membuka kedua matanya, melihat bahwa benar Suzy sudah tidak ada.

"Dasar cerewet" gerutunya.

Ia lalu mengambil kotak makan itu, membukanya. Melihat di atasnya terlalu banyak irisan sosis dan daging.

Ranum tebal itu tersenyum, "Semoga aku tidak di racuni"

Kotak makannya ia tutup kembali, mengingat wajahnya masih berbalut masker. Tidak mungkin ia makan sekarang.

Si bahu lebar itu hendak pergi dari gazebo, dan tak sengaja matanya menangkap sebuah tulisan di atas kotak makan.

Sebuah nama.

"Bae Suzy"

A Prince (ss) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang