A Prince (ss) ✔

H

"Ya,"

"Ya, neo!"

"Geuman!"
(Stop!)

"Kalau tidak berhenti juga aku akan mengejarmu sampai dapat lalu akan ku cium di depan umum!"

Suzy langsung terdiam mendengar kalimat terpanjang yang pernah di ucapkan si bahu lebar menyebalkan itu.

Dari tadi, sepanjang koridor kerjaan nya terus meneriaki Suzy.

Bukan Suzy tidak tahu, atau tidak mendengar.

Hanya saja, ia masih ngambek gara-gara kejadian kotak bekal beberapa hari lalu.

"Apa sih!?" ketus Suzy sambil menoleh.

Tiba-tiba saja sebuah kotak makan melayang dari radius tiga meter ke arahnya.

Beruntung kotak makan itu tidak mengenai muka Suzy, atau paling parah tidak terjatuh dan isinya berceceran.

Eh tunggu, emang ada isinya?

"Kurangajar banget sih! Bisa ngasih langsung gak!?" teriak Suzy kesal.

Dari beberapa yang merhatiin, jadi hampir orang di keseluruhan koridor ngeliatin mereka berdua.

Ah, bodo amat. Suzy kesel.

Si bahu lebar itu lantas dengan cueknya jalan mendekat.

Suzy masih berdiri ditempat tadi dengan muka kesel.

Di pikirnya si bahu lebar itu mau mendekat minta maaf, atau apapun itu yang bisa membuat emosi dan ngambeknya ilang.

Tapi, ternyata si bahu lebar engga ngucapin apapun.

Dia berjalan melewati Suzy dengan santai. Dengan lirikan matanya yang seolah berdecih meremehkan.

Sukses ngebuat Suzy malu di tempat. Di cuekin gitu aja.

"Geuga jugeullae!?" umpat Suzy tak karuan.
(Kapan dia mati!?)

Masih bisa di dengar si bahu lebar, loh.

Dan dia membalikkan badannya, Suzy kembali diam di tempat.

Apa dia denger? Bagus kalau begitu! Mati saja!

Si bahu lebar mendekat, sudah semakin dekat sehingga kotak makanan tadi jadi pembatas yang Suzy buat di depan mukanya.

Suzy menoleh dengan bulu kuduk berdiri, nafas si bahu lebar sudah menyentuh pori-pori kulit lehernya.

"Apa yang —"

"Jangan lupa di makan nasi goreng nya. Yang kemarin tidak buruk" ucapnya dengan sangat pelan, Suzy nyaris tidak mendengarnya.

"Dan mulai saat ini, ingat namaku. Kim - Seok - Jin."

*  *  *   A Prince (ss)   *  *  *