O

1.1K 190 35
                                    

Seokjin tidak tahu harus bagaimana, cara menyampaikan kejadian yang kemarin ia alami.

Begitu melihat wajah Suzy, semua keberaniannya luntur.

Terlebih saat melihat Suzy yang memasang wajah sendu. Seokjin tidak ingin menaikkan tingkat kesenduan wajah cantik itu jika nanti ia mengatakan hal sebenarnya.

Aku di jodohkan dengan wanita lain.

Pasti Suzy akan menangis, dan Seokjin tidak ingin melihat wanitanya menangis.

Berat juga baginya mendiamkan Suzy. Biasanya tangan-tangan jahil itu akan memeluk pinggang ramping, atau bibir kurangajarnya mencuri apapun yang ada di tubuh wanitanya.

Sekarang terasa hampa.

"Seokjinie, aku harus bagaimana.." Percayalah, pertanyaan itu pula yang sedang terlintas di pikiran Seokjin.

Pokoknya ia harus menyelesaikan semuanya malam ini.

"Jangan mengacau acara makan malamnya." ledek sang ayah.

"Tidak janji. Kan sudah ku bilang aku punya wanita sendiri, dan—"

"Sudah sana berangkat." sela ayahnya langsung. Seokjin menggerutu, dengan malasnya berjalan ke arah pintu keluar.

"Kenapa ayah tidak ikut?" Melihat ayahnya masih santai di sofa, dan ibu nya pun masih dengan aktivitasnya di depan meja rias.

"Nanti kami menyusul"

Seokjin memutar kedua bola matanya malas. Kalau begitu jangan salahkan jika nanti ia membuat wanita yang mengaku di perkosa olehnya menangis.

Sampai di restoran, Seokjin langsung di hampiri beberapa waitress. Di bawa langsung menuju dinner table vvip nya.

Kedua matanya melucuti isi restoran dengan detail. Siapa tahu saja wanita itu juga di suruh datang terlebih dahulu sama seperti dirinya.

Kepalanya menoleh, kepada cermin jendela yang tepat berada di sebelah kirinya.

Tampan. Definisi yang terpantul dari cermin.

Namun ketampanan Seokjin sirna seketika.

Ketika dengan cepat sesosok wanita datang menghampirinya, lalu menyiramkan air yang ada di dalam pitcher ke wajahnya.

"JADI INI YA ALASAN KENAPA KAU MENGHINDARI KU! SUDAH PUNYA PASANGAN KENCAN LAIN TERNYATA!"

Semua orang di dalam restoran itu mengerjab kaget seraya spontan melihat ke arahnya.

Mengenaskan.

Seokjin berdiri dengan emosi, mengusap kasar wajahnya yang basah karena di siram.

"YA!" bentak Seokjin, dan begitu matanya berhasil terbuka dengan sempurna— "Suzy?" —terkejut melihat 'siapa' yang tadi menyiram nya.

"Iya! Ini aku, Bae Suzy! Ada apa?? mau marah!??"

Lantas mulut Seokjin termegap-megap bak' ikan kehabisan air. Bingung ingin mengatakan apa padanya.

"Jadi ini ya alasan kenapa kau menghindar! Bilang saja kalau kau bosan padaku, lalu putuskan aku kenapa harus berselingkuh segala sih!" bentak Suzy berapi-api.

Seokjin masih memasang ekspresi paniknya, "Aku bisa jelaskan! Aku—tunggu dulu,"

Seketika badan Suzy di scanning dari ujung kepala hingga ujung kaki dengan tatapan sinis, "Kau sendiri sedang apa di sini—Nona cantik?"

A Prince (ss) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang