"Ayah??"
Derap langkah kaki Suzy berhenti. Baru saja ia keluar kelas, di depan nya kini sudah ada tiga orang dewasa.
Yang satu bersidekap menatap Suzy tegas, dan dua dibelakang bersikap sempurna dengan sopan.
"Ayah sedang—"
"Mau kemana?" tanya sang Ayah, Tuan Bae.
Suzy menyengir dan menjelaskan bahwa ia ingin ke gazebo belakang—sembari merutuki kakaknya karena tidak memberi tahu kedatangan sang Ayah ke kampus.
Musnah sudah angan-angan Suzy untuk membolos kuliah siang hari ini.
"Ayo pulang" titah mutlak sang Ayah.
Dalam hati Suzy bertanya, kenapa ayahnya mengajak pulang?
Pulang kemana?
Rumahnya atau flat kecilnya?
Lagi pula, untuk apa?
Suzy rasa ia tak melakukan suatu kesalahan di kampus—menurutnya.
Sampai dirumah, suasana tegang. Karena baik Kakaknya—Irene, maupun sang Ibu tidak tahu kalau anak bungsu nya ini akan di seret pulang oleh sang Ayah.
Irene memberikan telepati bertanya yang di abaikan oleh Suzy. Ketara sekali adiknya sedang merajuk.
Tanpa alasan, sungguh Irene pun tak tahu apapun.
Ayahnya itu memang sudah untuk di tebak dalam setiap tindakannya.
"Sekarang Jiji sudah dirumah kan? Ayo ayah ingin bicara apa?" tanya Suzy kelewat kesal.
Sang Ayah mendelik tajam, "Kemana sopan santun mu, Bae Suzy?"
"Kau baru sampai dirumah, apa sebegitu tak inginnya kau berada disini!?"
Suzy menunduk begitu di bentak ayahnya. Memang sudah terbiasa, tapi tetap saja rasanya takut.
Nyonya Bae menghampiri suaminya, menenangkan supaya tidak terlalu marah terhadap anak bungsu mereka.
"Istirahat di kamar, nanti saat selesai makan malam ayah akan bicara." setelahnya Nyonya Bae membawa suaminya di giring kedalam kamar.
Irene langsung menyeret adiknya juga masuk ke kamar. "Kenapa sih dek? Kamu ngapain?"
"Mana aku tahu! Kakak tuh nyebelin! Gak ngasih tahu kalau ayah mau ke kampus! Aish harusnya aku bol—Seokjin! astaga aku lupa!" buru-buru Suzy duduk di pinggiran kasur sambil mengeluarkan ponselnya.
Ia lupa memberitahu Seokjin kalau acara siang mereka gagal.
"Dih, serius deh. Aku ngga tahu kalau ayah bakal ke kampus nyeret kamu kesini" jawab Irene ikut terduduk di samping Suzy. "Siapa tuh?"
Suzy langsung mendekapkan ponselnya ke dada, "Pengen tahu aja!" sensi Suzy, lalu kembali mengetikkan pesan kepada yang disana.
"Tsk, Jangan-jangan ayah manggil kamu gara-gara itu."
Senam dua jari yang di lakukan Suzy terhenti, masa iya sih?
"Ngga, ngga mungkin" jawab Suzy mengerti arah pembicara kakaknya. "Ayah dari awal ngga ngelarang tuh buat aku pacaran. Ayah maunya aku kuliah aja kan?"
Irene ngendikin bahunya aja. Semoga bener. Karena Irene terlampau hapal benar gimana sifat dan sikap ayahnya.
"Do'a aja deh, dek."
Yah, meskipun Suzy cuek. Tapi sebenarnya kepikiran juga.
Gimana kalau emang bener? Ayahnya tahu kalau Suzy pacaran. Terus marah, nyuruh putus supaya Suzy bisa fokus sama kuliahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Prince (ss) ✔
FanficStarring ; Kim Seokjin | Bae Suzy Copyright ©2017 Story published by @babycrayon15 BTS × Bae Suzy × BTSZY