B

1.9K 249 39
                                    

Kadang, Suzy itu kesal dengan kakaknya. Kakaknya itu terlalu rakus, mengambil semuanya yang harusnya di berikan pada Suzy juga.

Kakaknya itu rajin belajar, pintar, penurut, di sayang orang tua dan guru. Sedangkan Suzy? yah, kebalikan nya. Sejak memasuki sekolah dasar saja Suzy sudah bolak-balik di panggil guru karena tidak mengerti pelajaran. Saat pertengahan sekolah sampai sekolah tingkat atas, Suzy menjadi anak kesayangan guru BP. Ketahuan bolos pelajaran, bolos sekolah, dan lain sebagainya.

Saat ini Suzy masuk kuliah saja, harus di ancam terlebih dahulu oleh Ayahnya.

"Ish ayah, apa-apaan. Aku tidak mau bekerja, tidak mau kuliah. Yang satu capek fisik, yang satu capek pikiran. Pokoknya Suzy mau dirumah saja, titik. Pakai tanda seru nya sepuluh" gerutu Suzy, Ibu nya hanya bisa menghela nafas sabar. Anak ini terlalu di manjakan dulunya.

"Ya sudah, kalau kau tidak mau melakukan apapun. Ayah akan menikahkanmu saja."

"Nah, lebih baik seperti itu, Ayah." jawab Suzy seenak jidat.

"Tapi jangan harap ayah akan memberikanmu calon suami yang tampan, ayah akan menikahkanmu dengan pria tua berumur lima puluh tahun atau sekalian saja sembilan puluh tahun!" kesal ayah nya, Suzy langsung berdiri dari tempat duduknya sambil membuka lebar mulutnya.

"Ayah!! Apa kau tega, aku ini kan masih muda dan cantik. Aku tidak mau di nikahkan dengan yang sudah bau tanah!"

"Yaya, kau cantik. Bahkan lebih cantik dari kakakmu, ayah mengakui itu. Tapi, apa gunanya cantik jika otakmu tumpul!?"

"Hikss, ibu. Lihatlah ayah mengatai anaknya sendiri bodoh." rengek Suzy.

"Ayah tidak bilang kau bodoh, ayah hanya tidak mau kau berotak tumpul. Yang di pikiran mu hanya makan, main, dan tidur. Jadi wanita tidak hanya harus pintar memasak, tapi ia juga harus cerdas" imbuh ibunya.

"Ish, ibu membela ayah" rengek Suzy lagi.

"Baiklah!" sentak ayahnya tiba-tiba, "Kalau begini siapkan dirimu tiga hari lagi, akan ku nikahkan langsung kau dengan teman bisnis ayah Tuan Kim yang berumur - - "

"Arraso!!" sela Suzy dengan cepat, "Jiji... Jiji bakal kuliah! Puas, ayah?"

Yah kira-kira seperti itu perdebatannya, Suzy di masukan ke mata kuliah management perusahaan. Yang sialnya tidak di mengerti sedikit pun olehnya, kepekaan Suzy terhadap pelajaran khususnya yang pokok itu sangat tipis.

"Aaa! aku tidak mengerti apapun!" erang Suzy sembari menghamburkan kertas yang tadi ia baca.

"Berisik!" - - Hingga seseorang, yang entah kapan berada di bangku gazebo dengan posisi nyaman nya sembari memakai masker kecantikan wajah itu menyentak.

Suzy terperanjat kaget, ia pikir sosok itu hantu. Karena masker wajah yang sedang orang itu pakai berwarna hitam pekat.

"Ish, kau sore hari begini memakai masker" cibir Suzy, namun seseorang itu tak perduli dan kembali dalalm mode tenangnya.

Atau bisa di sebut, pakai masker itu harus tenang, jangan banyak bicara.

Sekiranya terdapat sepuluh gazebo berukuran sedang di setiap sudut halaman kampus besar ini, dan Suzy menempati salah satunya. Kebetulan tadi gazebo disini sepi, kebetulan juga dekat dengan gerbang. Sehingga Suzy tak perlu jalan terlalu jauh jika hendak pulang nanti.

Suzy yang sudah memungut lembaran kertas tadi, berusaha serius memahami setiap paragraf yang terdapat didalamnya.

Akan tetapi, belum sampai sepuluh menit Suzy kembali mengaduh tak mengerti juga.

"Aish, apa tidak ada yang lebih gampang. Manufaktur apa itu, aish" rengeknya.

Seseorang yang sedang bermasker ria itu menatap Suzy dengan teramat sangat, sampai Suzy sudah membereskan barang-barangnya dan berdiri dari tempat duduk.

"Nanti saja ku tanyakan pada Namjoon oppa, dia kan pintar" gumam Suzy cuek.

Seseorang tadi langsung terduduk tegap, samar-samar mendengar gumaman Suzy. Hendak bertanya tapi Suzy sudah melangkah berjalan menuju gerbang.

"Apa tadi dia menyebut nama Namjoon?" gumam nya kecil.

Langit sore menjadi mendung seketika, tabuhan genderang dengan kencang sudah berbunyi di atas langit.

Suzy masih setia berdiri di depan pintu gerbang, menunggu pacarnya datang. Yang katanya dua puluh menit tadi sudah akan sampai, nyatanya tidak sama sekali.

Seseorang berdiri agak jauh, tepatnya di halte pemberhentian bus. Menatap Suzy bingung, karena sedari tadi wanita itu tidak melangkahkan kakinya pergi padahal sudah hampir setengah jam berdiri.

Sebentar lagi juga hujan, bahkan hembusan angin sudah semakin dingin. Suzy melirik jam tangan sebentar lalu melihat-lihat jalanan, menunggu pacarnya datang.

Tak lama, motor sport hitam nan besar datang. Menampilkan sosok dengan setelan baju serba stylish, yang wajahnya masih di tutupi dengan helm berwarna hitam.

Suzy tersenyum, dan langsung berlari menghampiri motor sport hitam itu. Motor yang biasa pacarnya bawa.

"Taehyungie, kau lama!"





*   *   *   A Prince (ss)   *   *   *

A Prince (ss) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang