I

1.2K 198 42
                                    

Semenjak Seokjin mengembalikan kotak makan miliknya, sekaligus membuatkan kembali nasi goreng untuknya.

Suzy menjadi tidak bisa untuk tidak memperhatikan laki-laki berbahu lebar itu.

Dari hal kecil, meski dari jauh.

Semua mencemoohnya, membully nya, mengatainya. Tak ada yang ingin menyapa nya, berdekatan dengannya, atau... bahkan sekedar menyebut namanya.

Orang-orang hanya akan memanggilnya hey mama, pinky, si banci, princess, atau hal lain nya yang berbau wanita.

Tak ayal dari yang Suzy lihat senior satu itu masih sesuka hati melakukan perawatan wajah di sembarang tempat, di mana saja seakaan kampus ini miliknya.

Memakai lotion, lipbalm, — setidaknya itu yang Suzy lihat.

Tapi meski begitu, Seokjin sendiri benar-benar tak menggubrisnya. Tidak merasa risih sedikit pun.

Sekali lagi, seakan kampus ini miliknya. Tetap masuk kuliah, berjalan layaknya hanya dia seorang di dunia ini.

Terkadang Suzy terkekeh melihat tingkahnya yang acuh itu, tak perduli sebagian orang membully nya melalui fisik.

Pastinya Suzy juga kagum. Serasa melihat diri sendiri, karena Suzy juga termasuk orang yang cuek dengan omongan orang lain.

Namun, jujur saja. Dari apa yang Suzy lihat dan dengar, jika Seokjin menjadi dirinya sudah pasti Suzy enggan untuk kuliah disini atau malah lari berpindah kampus.

Demi apapun, omongan orang itu kan tajam dan pahit melebihi racun dan senjata tajam.

Kalau yang lain menatap Seokjin dengan jijik, tidak dengan Suzy.

Perawakan Suzy yang tenang itu membuatnya kedalam diam. Suka atau tidaknya Suzy terhadap seseorang, Suzy hanya akan diam tidak mau terbodoh-bodoh menghabiskan tenaga nya untuk membicarakan sesuatu yang Suzy rasa tak penting baginya.

Dan lebih banyak menunjukkan dengan perbuatan.

Talk less, do more.

Seperti, dalam mode nya memperhatikan senior itu dari jauh. Suzy 'menghukum' orang-orang yang membully, — dengan cara yang sama.

Jika kalian membully Seokjin dengan cara menyiram nya dengan air bekas pel lantai, maka Suzy akan membalas dengan menyiram air dari selokan.

Banyak yang tak percaya dengan tingkah laku Suzy itu, sama kan seperti yang lain nya? Diam di luar tapi busuk di dalam.

Setidaknya, Suzy busuk demi sesuatu yang berharga. — bagi dirinya.

Lagi pula, apa salahnya jika Seokjin seperti itu?

Terlepas dari gosip yang menyatakan kalau senior bahu lebar itu gay atau bukan. Toh itu hak pribadinya.

Suzy berharap itu tidak benar. Jika ya, princess satu ini harus lebih kerja keras tentunya.

"Wah, gila. Apa tak ada pemain lain selain dia?" celetuk salah seorang di bangku belakang Suzy.

"Tidak tahu, tuh. Ketua tim basket ku rasa gila, mana sekarang kampus kita memakai pemain dari luar yang katanya tim nya sangat bagus itu."

"Aish ini memalukan, aku tak sanggup menahan malu sekarang orang luar tahu kalau kampus kita punya seorang aib."

Lalu Suzy berdiri dari bangkunya. Melemparkan benda apa saja kepada orang-orang yang merumpi sedari tadi.

"KALAU KALIAN MERASA SEOKJIN TAK BAGUS DAN MEMALUKAN. SANA KALIAN TURUN DAN GANTIKAN IA BERMAIN! CETAK ANGKA YANG BANYAK DAN BAWA MEDALI KEMENANGAN. LALU KALIAN LANJUTKAN CEMOOH KALIAN TADI DI DEPAN MUKANYA! JIKA KALIAN TIDAK BISA MAKA DIAM SAJALAH MENONTON DENGAN TENANG. DASAR KALIAN LAKI-LAKI BERMULUT PEREMPUAN!"

Bentak Suzy dalam sekali hembusan nafas. Gedung basket indoor yang baru di isi seperempat orang itu semuanya menoleh kepada Suzy.

Termasuk Seokjin dengan tim barunya yang dari luar.

Hari ini gladi resik pertandingan basket untuk besok lusa. Dan komite kampus seenak jidatnya mengganti tim kampus dengan tim luar yang katanya sangat bagus itu.

Di tambah Seokjin karena mereka kekurangan seorang, dan kapten tim basket mereka Yoongi Min ingin Seokjin masuk sebagai persyaratan tim nya bermain secara sukarela di kampus ini.

Beruntung Seokjin mau dengan sendirinya, membuat petinggi seisi kampus menarik nafas lega tak harus membujuknya.

"Wah, mantan kekasihku masih sama saja garangnya." celetuk salah satu pemain dari tim luar—yang baju basketnya bernamakan Hyung Kim.

"Aku akan meminta nomor ponselnya ah." tambah pria jangkung putih pucat—Sehun Oh.

"Aku akan mengantarkan nya pulang, lihat saja nanti." timbal pemain yang paling jangkung—Yeol Park.

"Tidak akan bisa. Suzy Noona itu mahal." komentar yang paling manis namun tampan—Jk Jeon.

Membuat Seokjin dan Taehyung menoleh.

Buru-buru Namjoon menarik Jungkook untuk menjauh. Jangan sampai kelinci pikun itu keceplosan lebih lanjut.

Seokjin sih tak masalah, karena ia tidak pernah bercerita tentang wanita. Tapi Taehyung?

Alien itu cukup frustasi begitu mengetahui kalau mantannya—Suzy berkuliah di kampus yang Seokjin sering datangi setiap harinya.

Apa lagi jika Taehyung tahu kalau Jungkook juga mengenalnya. Bukan hanya Jungkook seorang, tapi Namjoon, Hoseok, Jimin, dan Yoongi.

Bisa-bisa Taehyung langsung mengklaim kembali seenak jidatnya kalau Suzy itu masih manjadi miliknya.

Karena jujur Namjoon masih kesal pada alien itu setelah tau cerita bagaimana putusnya Suzy dengan Taehyung.

Mantan tak tahu diri. Orang tak tahu di untung, dasar tak punya kemaluan.

Sedangkan Seokjin? diam-diam menggeram waspada.

Tbc

A Prince (ss) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang