M

1.1K 198 25
                                    

Seokjin membuang kedua potong mentimun yang tadi menutupi matanya dengan emosi.

Lima belas menit ia menunggu Suzy. Namun eksistensi cantik itu tak kunjung datang juga.

Biasanya wanita kelinci itu yang akan mengganggu acara maskeran Seokjin. Entah dengan memakan mentimunnya, atau sekedar mencolek-colek pipinya.

Yang ada sekarang malah cabe-cabean tidak jelas mengganggu acara santainya.

"Oppa, kau kenapa?"

"Kami mengganggu ya?"

"Atau kau tidak bisa konsentrasi karena ada kami bertiga?"

Lalu setelahnya mereka tertawa bagaikan hantu di siang bolong.

Seokjin menatap jengah, "Sudah tahu kalian mengganggu, kenapa masih ada di sini?" tanya nya bernada jutek.

"Oppa ya, jangan malu-malu begitu. Kau semakin tampan saja"

Langsung lah Seokjin berdiri, bergegas meninggalkan gazebo yang tak lagi nyaman tersebut.

Melirik sekilas rolex di tangannya. Sudah dari tadi kelas pertama Suzy selesai.

Mata Seokjin menajamkan penglihatannya, mengedarkan pandangan ke dalam kelas—kelas Suzy tadi.

Dosen yang sedang mengajar hanya bisa terdiam begitu mendapati 'siapa' yang mengganggu jam kelasnya kali ini.

Di rasa tidak menemukan yang di cari, Seokjin segera menutup pintu ruang kelas. Melewatkan sang dosen yang baru saja hendak ingin bertanya keperluannya.

"Sedang mencari sesuatu?" tanya seseorang. Seokjin terkejut, ia pikir hantu tiba-tiba saja berada di belakangnya.

Seokjin tak menjawab, hanya menatap dengan tatapan datar pada wanita yang menatapnya dengan senyuman—so' manis.

"Pasti mencari si barbar itu, ya?"

Hening, Seokjin tetap tidak menjawab.

Terlalu basa basi, dan Seokjin malas untuk sekedar menanggapi atau bertanya kepadanya.

Wanita tersebut tertawa pelan kemudian mengambil sebelah lengan Seokjin, "Lebih baik denganku saja. Untuk apa mencari yang tidak ada?"

Dengan begitu Seokjin langsung melepas pegangan tangan wanita tadi dengan kasar, dan melangkah maju.

Sebelumnya ia berkata, "Jangan memegangku lagi, standar ku bukan wanita murahan seperti mu." yang sukses membuat wanita tersebut mengumpat kesal padanya.

Tentu saja, standar nya itu setinggi kekasihnya yang sekarang. Bae Suzy.

Jadi Seokjin putuskan untuk pulang ke apartmennya. Karena Suzy sama sekali tidak bisa di hubungi—tidak membalas chat, dan mengangkat telfon.

Flatnya juga kosong.

Seokjin mendengus kasar, menghembuskannya pada bantal yang sedang ia dekap.

Lebih memilih opsi tidur dari pada ia uring-uringan tidak jelas.

Dan sebelum kantuk membawanya menyeberangi alam mimpi, akhirnya Seokjin mendapat balasan dari Suzy.

Lamat-lamat Seokjin menatap balasan dari Suzy. Rupanya ia pulang ke rumah orangtuanya.

"Ya, baby. Tidak apa-apa, kalau begitu sekarang istirahat saja. Sampai ketemu besok ❤" balasnya pada kolom chat.

Melampar asal ponselnya kemudian, mengais kembali selimut yang tadi sempat ia lempar.

Memang sih, tidur di sore hari itu tidak baik untuk kesehatan. Tapi mau bagaimana lagi?

A Prince (ss) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang