Benar kan apa yang selama ini ada di benak Suzy—yang gila, kalau Seokjin itu punya badan yang bagus. Berotot, six-pack, dan err... tidak usah di sebut lah pokoknya pemikiran gila Suzy itu benar adanya.
Seokjin menarik Suzy paksa masuk ke dalam ruangan pribadinya, persetan dengan pertandingan.
Kampus ini miliknya, apapun bisa Seokjin lakukan sesuka hati.
"Apa yang kau—emmphh" ranum bibir Suzy segera di sambar oleh Seokjin dengan kasar.
Meski lama kelamaan ciuman itu melembut, menjadi lumatan halus yang menciptakan nyanyian terkutuk dari mulut Suzy.
Dari bibir berpindah ke leher putih jenjang milik Suzy, Seokjin memberi banyak jejak kepemilikan — "Ahh, Seok—Jin!—uhh"
Tanpa sadar Suzy membusungkan dadanya—seakan meminta lebih. Tentu dengan senang hati Seokjin menerima, sebagai penutup.
Deru nafas memburu berakhir, dengan beberapa kecupan lembut pada ranum merah muda yang sekarang sudah menjadi candu bagi Seokjin.
"Puas?"—Seokjin yang bertanya. Suzy terdiam, — "Ahh!" bibir bawahnya di gigit.
"Baby jawab aku," bisik Seokjin, menciptakan bulu-bulu halus pada leher belakang Suzy berdiri.
Suzy menunduk tak menjawab, membuat Seokjin mendengus pasrah.
"Aku minta pertanggungjawaban mu" ucap Seokjin, Suzy langsung menatap 'Apa?' dari sorot matanya.
Dengan tatapan jengahnya Seokjin bertanya, "Sekarang, bisakah kau bertahan?" kecup nya di ranum Suzy.
"Bisakah kau berjuang?" kecupnya—lagi.
Direngkuhnya badan Suzy dengan erat, "Maksudku, kita. Bisakah?" mengendus perpotongan leher Suzy.—
—yang mengangguk. Entahlah, meskipun ia tak mengerti maksud dari pertanyaan Seokjin. Tapi Suzy rasa, tidak ada salahnya ia mengangguk—Ya, ya. Ayo kita berjuang bersama.
"Mari kita bersama untuk waktu yang lama." lumatan pertama untuk menandakan bahwa sekarang mereka saling memiliki.
Suzy memandang pria yang jauh berpuluh-puluh meter dari hadapan nya dengan kesal.
Beberapa hari ini, Suzy sangat-sangat kesal. Sekarang ia tahu apa maksud dari pertanyaan Seokjin.
Berjuang? Maksudnya dari para kerumunan cabe gila itu.
Seokjin baru saja turun dari mobilnya, tapi lihatlah banyak perempuan yang menghampiri nya.
Pria bahu lebar itu sendiri dengan santainya melambai kepada para perempuan yang meneriakinya.
Cih, dia pikir dia itu artis apa!?
Kejadian seperti ini bukan tanpa sebab, ini sehabis pertandingan basket seminggu lalu.
Seokjin mencetak banyak angka kemenangan, membuat semua terpana tak percaya terhadapnya.
Lalu ketika pertandingan selesai, pria laknat satu itu dengan polosnya buka baju menampilkan otot-otot dan perut six-pack nya.
Membuat sebagian banyak perempuan yang tadinya jijik, menjadi terpesona bahkan sampai gila perhatian jika ada Seokjin.
Meski, yaa.. beberapa masih mencemooh.—Heh, hati-hati. Biasanya yang tampan, pacarnya juga tampan.—dasar sialan.
Suzy memutar tubuhnya tak ingin berjalan ke arah Seokjin, menghentakkan kakinya kesal dengan bibir yang mengerucut.
Ingin rasanya Suzy menghajar mereka yang menggoda Seokjin, namun apa daya. Seokjin akan melakukan hal sama jika Suzy berani seperti itu lagi.
Ih Suzy tidak mau.
"Baby, mau kemana jalan terburu-buru begitu?" Seokjin terkekeh melihat nya, tentu tahu kalau Suzy merajuk.
Dengan sekali pergerakan Seokjin bisa mengunci Suzy dalam pelukannya. "Coba untuk memanjangkan kaki mu dulu, jalan mu terlalu lambat dengan kaki pendek begitu"
Suzy mengerucut kesal dan Seokjin menertawainya.
Ini dia yang Suzy sombongkan, beberapa hari ini.
Seokjin nya hanya berbicara kepada dirinya, tertawa untuknya—melakukan semua yang selama ini pria itu tidak pernah tunjukan.
Ya, tahu. Ini semua terlalu cepat, secara tiba-tiba. Terkesan aneh, tidak masuk akal.
Akan tetapi—mari kita bersama untuk waktu yang lama—Suzy bertahan untuk itu.
Seokjin memberikan beberapa kecupan lembut pada bibir Suzy, "Jangan merajuk lagi, nanti siang ayo pulang. Buatkan aku makanan"
Pria itu menyuruh, tanpa mendengar persetujuan dari Suzy dan berjalan menjauh begitu saja.
"Pacar apa majikan sih!?" kesal Suzy meronta pada angin—dan di jawab
"MAJIKAN!"—oleh yang sudah jauh berjalan disana.
Langsung saja Suzy mengambil gantungan milik orang lain yang tertempel di locker dan melemparkan kepadanya.
Kalau tahu begini mending dari dulu aku ikut membully nya saja!
***
"Siapa yang berani mencium putriku!?"
"Maaf, Tuan. Itu Tuan muda Kim."
"Kim—"
"Benar, Tuan."
*gasp* "Susun kembali perencanaan pertunangan putriku, aku tidak mau dia salah pergaulan!"
"Baik, Tuan."
KAMU SEDANG MEMBACA
A Prince (ss) ✔
FanfictionStarring ; Kim Seokjin | Bae Suzy Copyright ©2017 Story published by @babycrayon15 BTS × Bae Suzy × BTSZY