Saat cahaya ekliptika senja,
Membidik pada sepasang retina mata bertatap manja.
Ialah Sang Shinta,
Sang Shinta yang ditinggalkan Rama-nya.Itukah "Rama" yang kau bangga?
Yang menuntutmu membuktikan kesucianmu?
Yang membuatmu menari diiringi api?
Yang memintamu berjalan diatas bara?Apa itu cinta, Shinta?
Jika "iya" , akan kutertawai kau hingga akhir dunia.
Itu cuma sebuah retorika,..
Retorika nostalgia lama tentang ketidakpercayaan Rama kepada Shinta-nya.Setidaknya aku memilih jadi Rahwana,
Yang mencintaimu setulus aku mengabdi pada Alengka.
Yang tak memaksamu menerimaku apa adanya.
Yang menjagamu walau hanya dari setitik noda.Aku sadar, apa yang bisa kau banggakan dari seorang Raksasa?
Sadar bahwa Bulan tak mau jatuh dipangkuan Segara.
Ombaknya tak menciptakan buih-buih asa.
Akulah Rahwana yang dikoyak nestapa.Karena itu, kuterima panah dari busur Sang Rama.
Kubiarkan panahnya melesat, bagai kilat tanpa sendat.
Aku biarkan dadaku penuh sesak dengannya.
Perlahan namun nyata, Sang Netra kehilangan dayanya.Apa itu cinta, Shinta? Tentu saja itu cinta.
Jika "tidak" , akan kutertawai kau hingga akhir dunia.
Ini hanya kisah tentang retorika.
Retorika nostalgia lama tentang cinta Rahwana pada Shinta-nya,..
KAMU SEDANG MEMBACA
"Puisikalisasi Musisi"
AdventureBukan puisi yang berisi aksara indah nan mempesona. Hanya beberapa untaian kata yang tak manja, tapi lentik dan menggelitik. Penuh kontradiksi yang menciptakan ilusi disetiap sisi. Peringkat 1 - Syair ; 11-02-2023