Februari Kabisat

118 10 0
                                    

Angin sore itu, menuntunku pada dua-tiga kelopak bunga yang jatuh dengan manja di akhir februari kabisat.
Kelopak kuning langsat, jatuh di pelataran gedung rektorat.

Setidaknya, sang angsana gugur dengan gagah
Tegar tanpa tangis dan amarah
Mungkin, Ia telah mafhum dan pasrah

Setidaknya, Angsana itu seperti aku,
Yang hanya bisa tabah
Ketika ia mengucap pisah -menyerah

Mungkin,
Rinduku sore itu terlalu mubazir,
Dan tentang rasa untukmu,
Pernah ada,
-setidaknya..

"Puisikalisasi Musisi"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang