menu 8 : love letter

1K 102 17
                                    

"Terima kasih kunjungannya." Sakura membungkukan badannya sopan yang di balas senyuman ramah oleh tamu terakhirnya hari ini.

"Hari yang melelahkan." keluh Sakura sambil menepuk-nepuk bahunya bergantian. "saatnya bersih-bersih." Sakura berjalan untuk mengambil sapu yang berdiri tegak di pojok ruangan.

Saat sedang asik-asiknya menyapu, pandangan Sakura terhenti pada sebuah meja yang di atasnya tergeletak begitu saja sebuah amplop berwarna merah muda. Karena penasaran Sakura mengambil amplop itu dan membolak baliknya.

"Sakura-chan, apa bersih-bersihnya sudah selesai?" tanya Naruto yang muncul dari arah dapur.

Tidak mendapat respon dari Sakura membuat Naruto mengerutkan dahinya dan berjalan mendekati Sakura. "Ada apa Sakura-chan?" tanyanya.

"Naruto." Sakura membalikan badannya dan mendapati laki-laki itu sudah berdiri di sebelahnya. "aku menemukan ini di atas meja." Sakura menyerahkan amplop yang di temukannya kepada Naruto.

Naruto menerima amplop yang disodorkan Sakura dan ikut membolak baliknya, seketika matanya membulat. "I-ini surat cinta!" teriak Naruto.

Sakura menelengkan kepalanya ke samping. "Surat... cinta...?"

                     ~~~Clover's Cafe~~~

Semua orang berdiri diam melingkari meja—dipaksa Naruto—memandangi amplop merah muda di atasnya.

"Bagaimana jika kita buka saja?" saran Yamato yang mulai bosan berdiri diam seperti ini.

"Aku setuju. Buka saja!" Kiba menganggukan kepalanya, setuju dengan saran Yamato.

Naruto mengambil amplop merah muda itu dan bermaksud membukanya, tetapi tangan munyil Sakura menghentikan gerakannya.

"Jangan! Bagaimana jika orang yang seharusnya menerima amplop itu tidak suka suratnya kita baca?" larang Sakura. Akan sangat tidak sopan membaca isi surat tanpa seizin pemiliknya.

Naruto memandang Sakura sekilas dan kembali fokus pada amplop di depannya. "Jika amplop itu untukku, aku tidak masalah." ujarnya.

"Aku juga." suara Kiba membuat Sakura menolehkan kepalanya.

"Kalau itu milik ku, buka saja." Sai tersenyum ramah, seakan ini hal biasa baginya.

Sakura menggerakkan kepalanya ke samping, melihat Gaara yang berdiri diam.

"Aa... buka saja."

Sakura menggerakkan kepalanya ke arah Neji dan Shikamaru. Neji hanya menutup kedua kelopak matanya dengan tangan bersilang di depan dada dan Shikamaru hanya menguap bosan, seperti mengizinkan untuk membuka amplop itu.

Dan terakhir pandangan Sakura beralih ke Sasuke yang dari tadi hanya memasang tampang datar andalannya.

"Sudah di putuskan kita buka amplop ini." Naruto kembali meraih amplop itu dan lagi, gerakannya terhenti karena Sakura menahannya.

"Neji, Shikamaru dan Sasuke belum memberi izin?"

"Neji, Shika amplopnya aku buka, ya?" tanya Naruto sambil melirik ke arah dua laki-laki itu.

Neji hanya menganggukan kepalanya setuju dan Shikamaru hanya menguap bosan sambil mengangkat kedua bahunya, setuju dengan perkataan Naruto.

"Tapi Sasuke—"

"Kalau Teme tidak usah ditanya. Selama ini semua surat cinta yang diterimanya, di buang begitu saja ke kotak sampah." jelas Naruto sambil perlahan membuka amplop itu dan mengambil kertas berwarna hijau muda dari dalamnya.

CLOVER'S CAFETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang