Ending

12.3K 587 128
                                    

Puter lagu se-SEDIH MUNGKIN KALO MAU BAPER :))))

.

.

Flashback.
.


.

"Kau siapa ?"

Kalimat itu masih sangat jelas terdengar di telingaku. Kalimat itu membuat setiap langkah yang ku buat menjadi sangat lemah. Membuatku tak tahu harus melakukan apa selain terus berjalan dengan kaki yang sangat lemah untuk pergi dari rumah sakit dengan tatapan kosong seperti orang yang kehilangan akalnya.

Bisa kurasakan bahwa hatiku sedang terjatuh kedalam jurang tanpa dasar. Rasanya terambang-ambing tanpa pemikiran yang jelas. Rasanya benar-benar kacau. Aku bahkan tak tahu harus bagaimana menceritakannya lagi.

Aku, memang bukan siapa-siapanya lagi.

Aku terlupakan.

Tubuhku langsung terjatuh dan bersimpuh di lantai dingin ini. Setiap kali aku berusaha untuk berdamai dengan kenyataan, kakiku malah semakin terasa lemah dan akhirnya aku tak mampu lagi untuk berdiri. Aku hanya jatuh terduduk dan mulai menundukkan kepala.

Aku yang setiap hari berjuang untuknya. Aku yang setiap hari menangis untuknya. Aku yang setiap hari dengan sabar terus menunggunya. Kini sudah terlupakan. Aku benar-benar bukan siapa-siapanya lagi. Aku adalah orang lain dimatanya. Aku...

Hanya orang asing yang dianggap gila karena menangisinya.

"Jaemin!"

Bisa kurasakan, Haechan yang baru saja datang, berlari ke arahku. Ia berdiri dengan lututnya dan langsung membawaku ke dalam pelukannya. Aku hanya terdiam karena masih setia untuk menangis dalam diam. Bukan karena itu saja, tubuhku benar-benar lemas. Bahkan untuk membalas pelukan Haechanpun, aku tak bisa.

"Jaemin~~"

Ia hanya menangis sambil memanggil namaku. Aku tahu, ia pasti juga kehilangan seluruh kata-kata yang ia miliki. Mungkin, ia juga sama terkejutnya denganku. Atau bahkan, ia tak tahu bagaimana menghiburku saat ini.

Jujur, hanya Mark yang mampu menghibur ku sendiri..

Selagi Haechan menangis, aku mulai teringat sesuatu hal yang sempat aku lupakan karena aku terlalu bahagia mengetahui Mark sadar dari tidur panjangnya.

"Buatlah Mark membuka matanya, walaupun nyawaku sebagai gantinya !"

"Beri aku hukuman lain, asal bukan melihatnya seperti ini"

Bukankah, tuhan sedang menghukumku sekarang ?. Ia mengabulkan doaku. Ia membuat Mark sadar. Tapi ia menghukumku dengan hal lainnya. Tuhan membuat Mark melupakan ku. Tuhan kembali menghukumku seperti doaku.

"Jika saja bisa, aku ingin Mark melupakan ku"

Aku kembali teringat atas ucapanku sendiri. Bukankah, selama ini aku yang meminta Mark agar melupakan ku ?. Untuk apa ia mengingatku jika aku hanya menjadi sumber tangisan dan segala kesedihannya ?. Kenapa ia harus mengingatku jika aku hanya membuat bersedih ?.

Marriage (Markmin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang