Chapter 9: Acting Weird

706 42 1
                                    

Setelah kira-kira satu jam Gita menangis ia mulai tertidur, sebenarnya aku tidak enak hati sudah lancang menceritakan hal yang begitu memilukan. Mendengar tangisannya saja rasanya begitu menyakitkan belum lagi Angga yang hanya diam sembari melanjutkan menyetirnya tanpa ada pembicaraan selama Gita tertidur. "Kita kemana?" Gita terbangun dari tidurnya dengan mata sembab dan suara sarunya. "Rumah Richard." Dua patah kata itu sukses membuat Gita teriak, sebenarnya aku sudah menduga jika Tuan Maha Agung Angga Dwiputra akan memikirkan hal bodoh sekaligus hal tergila yang akan membuat lawannya tidak akan berpura-pura berbohong lagi.

Aku tahu, Angga tahu, semua tahu jika Gita hamil di luar nikah itulah sebab nya Gita tidak memilih pulang ke Indonesia. Jujur aku tidak tahu siapa Gita sebelumnya, namun hanya dengan melihat tubuhnya yang sedikit berisi, membuat instingku berkata bahwa Gita hamil dan hal tersebut dibenarkan oleh Alex.  "ENGGAK! NGAPAIN KITA KE RUMAH DIA?" Gita berteriak terus-menerus memohon agar Angga tidak mulai gila untuk bertamu ke rumah Richard.

"I'm not stupid as you thought Git, we all do know that you're pregnant with that bastard." Aku memukul kepalanya. Sebuah tindakan yang tidak terpuji jika dilakukan dalam keadaan menyetir. "Kau!" Mataku menatap matanya, untuk kali ini aku mulai memberanikan diri untuk bersikap lebih agresif dari biasanya. "Kau tahu juga Rena?" Ini pertanyaan yang sungguh tidak disangka-sangka, apa untungnya jika aku tahu? Tapi aku tahu dari Alex. "Ya" Ingin rasanya aku menyumpal mulut sang Tuan Maha Agung Angga Dwipangga. Sepertinya pria tidak bisa mengerti perasaan wanita.

Karena ulah sang Tuan Maha Agung tersebut Gita kembali pingsan. Gita mulai meracau tidak jelas, aku yakin Angga memasukkan sesuatu kedalam minuman yang sempat Gita tenggak barusan. "Gita?" Aku mencoba membangunkannya, kulitnya merah, ia terus meracau nama Ricahrd, dan sesekali ia merintih kesakitan. "Kau apakan dia?" Angga tersenyum, matanya memancarkan kemenangan yang patut diwaspadai, "Jadi apa kau melakukan Aborsi?" Badanku lemas. Bagaimana bisa Angga menanyakan suatu hal yang terbilang cukup sensitif dalam kondisi Gita sedang pingsan. "A..k.uu me..m..bu..nuh ny..a" Rem mendadak terajdi tepat setelah pengakuan Gita, jujur aku sendiri bingung Gita membunuh siapa dan kenapa ia melakukannya?

Aku kembali terdiam setelah acara rem mendadak tadi Angga mulai resah dengan keberadaan Gita disampingnya, bahkan ia memintaku untuk pindah ke kursi depan supaya Gita bisa beristirahat dengan nyaman di kursi belakang. "Tanyakan apapun yang kau mau" Ia tetap menatap jalanan menikmati teriknya matahari seolah ia tidak silau akan sinarnya. "Bisakah kita sudahi ini semua? Kau dan aku? Pernikahan ini?" Ia berdeham sesekali sebelum menjawab. "Tidak" Ia menepikan mobilnya di dekat warung kecil untuk sekedar membeli minum.

"Kenapa? Pernikahan ini sudah hancur" Sebelum ia keluar dari mobil aku menahan tangannya, apa susahnya menyelesaikan ini semua? Ia bisa kembali dengan pujaan hatinya dan aku bisa kembali menikmati karir ku sebagai Pilot. "Kenapa? Bukan urusanmu" Gita terbangun setelah mendengar pintu mobil yang di tutup secara kasar. "Apa kita akan ke rumah Richard?" Aku tidak tahu, rasanya perjalanan kali ini terasa amat panjang belum lagi jalanan yang memang asing sekali. "Entahlah" Gita terdiam sejenak "Bisakah kau menjaga rahasia?" 

Aku memundurkan kursi kebelakang, mobil dikunci sehingga tidak mungkin aku pindah ke belakang. "Sebenarnya, aku tidak hamil di luar nikah" Astaga apa kau kira aku peduli? Mau kau hamil di luar nikah, mau kau hamil saat nikah, mau kau tidak hamil juga aku tidak peduli Gita. "Aku menikah dengan Richard empat tahun lalu secara diam-diam" Aku menyimak walau sebenarnya aku tidak begitu peduli. "Namun, ia pergi secara diam-diam pula, kami belum sempat menikmati malampertama kami. Malam itu, Richard tidak pulang setelah prosesi pengucapan sumpah" Aku terdiam lagi, kisah rumit macam apa ini . "Angga lah yang datang malam itu, ia mengikat tubuhku. Aku kira itu Richard namun, aku tak bisa melawan ketika tahu bahwa Angga mabuk malam itu."

"Jadi? Apa anak itu hasil dari?" Gita mengangguk. "AHAHAHAHA BAGUS SEKALI CERITA NYA" Entah mengapa aku begitu sebal mendengar bahwa anak itu hasil perselingkuhan sebelum menikah antara Gita dan Angga. Seharusnya aku bersyurkur, dengan begitu aku bisa lepas dari pria itu sesegera mungkin. "Turunlah sebelum aku menyeretmu keluar" Tentu saja, aku masih berbaik hati tidak langsung menghajarnya. Tepat setelahnya Angga membuka pintu mobil.

"Kiss me" Aku mendorong tubuhnya agar menjauh, aku ingin menyeret Gita keluar sekarang. "Kiss me" Pria ini kenapa astaga! "Apa kau mau apa?" Ia memelukku dan mencium keningku sekilas. "Kau kenapa?" Ia menggeleng dan tetap mempertahankan posisinya. Gita keluar dari mobil dan aku mulai membalas pelukan Angga. Sekarang kau tahu bukan? Jangan bermain-main dengan wanita yang sulit tersulut api.

"Hentikan!" Aku tertawa mendengarnya, ini jelas trik yang aku lakukan untuk mengelabui Gita. "Kita pulang!" Astaga Angga itu lucu, ia tidak bisa mengekspresikan emosi yang tepat dalam dirinya, padahal tadi ia sempat menikmati pelukan ku. "Tidak ada lagi kata mengakhiri pernikahan! Jelas? Kau mau tahu mengapa? Karena aku" Angga menjeda ucapannya sebentar. Terbilang lama karena Axel menghubungiku sehingga Angga menjeda ucapannya.

"Tadi kau bilang apa?" Namun, sayang sekali tujuan sudah didepan mata dan tidak mungkin untuk mengajak bicara Angga mengenai perihal tadi. "Aku di ruang kerja" Ini adalah hal teraneh, aku tidak merencanakan untuk menyuruhnya bersikap sedikit lunak. Bahkan adengan saling memeluk saat ingin mengusir Gita bukan pula ideku.

Aku mencoba membaca kembali tentang cara berkomunkasi dengan baik dan benar, mungkin ada hal lain yang membuatnya menjadi sedikit lunak. Kira-kira lima jam aku menghabiskan waktu berselancar di kanal media sosial, Angga datang ke kamar dan kemudian bersiap tidur. "Kita bicara" Aku tentu bingung, apa maunya? Aneh sekali ia berkata seperti itu. "Tenta.." belum sempat aku menyelesaikan ucapanku, Angga memotongnya "Pernikahan kita"

"Ada satu hal yang ingin aku bicarakan, Aku mencintaimu"

Apa yang kau lakukan memang indah, tapi hati kecil ku berkata kau berbohong

~~ Rena ~~


Cold Jerk Husband [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang