Part 11: Alex Love Story

577 35 0
                                    

Lia menggambil minuman yang tadi ia pesan, ia berjalan memutar ke arah aku duduk dan

BYUR

Jus yang ia pesan membasahi rambut serta bajuku. 

"Rasakan itu JALANG!" Bentak Lia kepadaku, aku hanya bisa diam tak percaya. Bukan karena ia menumpahkan jus nya tapi mengapa ia harus mengatai diriku jalang? Aku saja belum pernah Angga sentuh bagaimana bisa aku di bilang jalang! Aku berdiri untuk melawan tapi Angga menghalangi aksiku. 

"Duduk dan jangan bersikap memalukan di hadapan keluargaku!" Ucapnya ketus, aku menurut dan kembali duduk sembari membersihkan diri dengan tisu. 

"Kak! Kau bahkan tak menghajar Lia!" Ucap Axel kesal. 

"Untuk apa aku menghajarnya?" Tanya Angga ketus, sepertinya ia memang tidak mau membuat keributan. 

"Kau berani menghajar istrimu, tapi kau tidak berani menghajar orang yang sudah mebuat istrimu menderita? Kau keterlaluan kak!" Bentak Axel terhadap Angga, ia berdiri untuk mengejar Lia. 

"Xel! Aku baik-aik saja!" Ucapku, aku berusaha untuk menenangkan Axel agar tidak terlibat. Tapi Axel adalah Axel.

"Maafkan saya sudah mengacaukan makan malam kali ini, saya akan selesaikan masalah ini dan memanggil Axel kembali. Maafkan saya sekali lagi" Ucapku seraya beranjak dari kursiku untuk mengejar Axel, tapi nampaknya diriku terlamabat. Melihat Axel sudah menarik rambut seseorang aku yakin ia sudah mendapatkan incarannya. 

"Kau Lia! Duduk" Bentak Axel mendorong Lia untuk duduk di kursinya lagi.

 "Lia, ayo selesaikan masalah ini di meja lain" Ucapku kepada Lia, tapi sepertinya ia menolak tatapannya memberi tahu diriku untuk tidak mengikuti makan malam, jika itu yang ia inginkan aku akan pergi. 

"Maaf sepertinya saya harus pulang, saya bukan keluarga Dwipangga, saya hanya bagian jadi saya rasa, saya hanya jadi penganggu acara makan malam kalian" Jelasku kepada mereka semua, aku harap mereka mengerti. 

"Ya! Kau sebaiknya pulang!" Ucap Lia mengusir diriku. Aku langsung beranjak dan melangkah menuju pintu keluar.

Aku duduk diam di kursi dekat situ, aku menangis untuk sekian kalinya. Aku lemah. 

Kalian pasti berfikir kenapa aku tidak pulang saja dengan naik taksi atau jalan kaki. Itu rencana awalku, tapi aku datang bersama Angga tidak mungkin aku mengecewakan dirinya dan pulang begitu saja. Aku hanya memandangi mobil-mobil yang lewat dan lampu-lampu yang menyinari gelapnya kota ini. Sepertinya sudah dua jam lebih aku duduk diam di sini tapi aku tak kunjung melihat Angga atau keluarganya keluar. 

"Ayo pulang!" Ucap Angga kesal, aku meliriknya sebentar dan aku bisa melihat ada darah yang mengalir, apa tadi ia berkelahi? Tidak mungkin! 

"Angga?" Tanyaku memecah keheningan. 

"Apa? Kau ingin berlama-lama di luar sini?" Tanya Angga ketus. 

"Darah di pelipis mu tak kunjung berhenti" Ucapku lagi, aku harap ia mau menjelaskan apa yang terjadi. 

"Ayo masuk, aku akan ceritakan semuanya" Ucap Angga pelan. Baru kali ini aku melihat dirinya sebegitu ketakutan.

Di dalam mobil kami hanya diam dan saling menatap, bahu Angga bergetar hebat. Apa ada masalah dengannya? Aku sangat khawatir. 

"Rena" Ucap Angga pelan. 

"Ya?" Tanyaku heran, ia bilang ingin cerita tapi ia tak kunjung memulainya. 

"Aku minta maaf" Ucapnya lagi. 

"Maaf untuk apa Angga?" Tanyaku makin heran, apa yang terjadi? Angga ayolah cerita. 

Cold Jerk Husband [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang