Namun Laki-laki itu tak menjawab dan terus menariknya menaiki beberapa tangga hingga tepat dilantai atas. Rey kemudian melepas tangan gadis itu.
"duduklah disini" sambil memberikan sebuah kursi
"aku gak ada waktu untuk ini" dia berniat kembali kekelasnya namun sekali lagi laki-laki itu menghadangnya. Dan menariknya ke pinggir lantai.
"coba kamu liat mereka..." menunjuk siswa siswi yang ada di lantai bawah "lihatlah, ada yang tertawa lepas, ada yang berlarian, ada yang menangis, ada yang bercanda"
"lalu?"
"mereka semua punya ekspresi tentang perasaan mereka"
"lalu?"
Lagi-lagi Mishel mengulang kata-kata yang sama
Rey menarik nafas berat "artinya mereka bertingkah seperti layaknya manusia, tertawa jika senang, menangis jika sedih, marah jika merasa marah"
"lalu? Kamu mau bilang aku bukan manusia? Kamu mau bilang aku hewan?"
"Lo nyebelin banget ya.." Rey semakin kesal
"lo lebih nyebelin"
Mendengar kata-kata itu lagi Rey tak bisa lagi menahan emosinya diapun memilih pergi meninggalan gadis arrogant itu.. dengan cepat dan emosi dia menuruni anak tangga. Belum turun sampai satu lantai dia terhenti, dan merasa tak nyaman, dia juga yang membawa gadis itu kembali
"aih...." dia mengacak rambutnya hingga berantakan
Dia akhirnya kembali keatas. Disana Mishel masih berdiri di tempat yang sama, kearah yang sama.
Rey kembali menghampiri gadis itu dan memegang kedua tangannya membuat tubuh mereka berhadapan dan tatapan mereka beradu.
"apa yang lo rasain?"
"hei.. lo lancang?" ucap Mishel
Namun Rey tetap memegang erat kedua tangan gadis itu "diamlah, dan tatap aku.."
Dahi gadis itu mengerut tak mengerti
"apa yang kamu rasakan saat ini?" tanya Rey kembali
"kesal, dan membuatku ingin..." tendangan melayang di kaki Rey, baru saja Mishel melayangkan tendangannya pada laki-laki itu.
"jangan mengangguku lagi" ucapnya seraya pergi
Rey geleng-geleng kepala, bagaimana bisa ada perempuan se tangguh itu. Dia akhirnya memutuskan kembali kekelas dengan jalan yang agak pincang sedikit. Didalam dia melihat Mishel kembali yang dengan santainya belajar.
"Kaki lo kenapa?" tanya Dani bendahara kelas
Sambil menatap kesal ke arah mishel "ada gadis gila tadi menendangku"
Dengan suara keras yang disengaja, dan tentu saja mishel mendengarnya
"gadis gila? Bukan salah satu siswi di sekolah ini kan?"
"dia sekolah disini koq, mungkin karena melihat ketampananku dia menjadi tertarik dan jiwanya menjadi kosong dan kesurupan" celotehnya
"hah serius? Seperti apa anaknya?" yanti terbangun dari kursinya, dia adalah siswi paling aneh yang sangat mempercayai hal mistis
"dia berambut panjang, juga.." belum selesai bicara Mishel menghentikannya dengan suara keras meja yang di dorongnya, hingga dia bangun dari kursinya
Rupanya gadis itu tak tahan lagi mendengar ucapan Rei.
"ada yang ingin gue bicarain" ucapnya membuat anak-anak dikelas itu melongo. Pemandangan yang tidak biasa.
Rey langsung mengikuti gadis itu keluar kelas melewati berbagai anak yang tengah berbisik, entah apa yang mereka bisikkan
"apa yang kamu inginkan? HP baru yang lebih mahal dari yang aku jatuhkan?"
Mendengarnya Rey tertawa, membuat Mishel bingung.
"aku sekarang sudah punya handphone" sambil mengeluarkan HP dari sakunya
"lalu apa lagi? Alroji yang kenak tumpah air?"
Rey kembali tersenyum "alroji ini anti air" memperlihatkan alrojinya
"lalu apa lagi?" Mishel kembali mengingat apa saja barang selain yang dia sebutkan tadi. "kameramu yang rusak?"
"darimana kamu tau kameraku rusak?" hal tentang kameranya yang di rusak oleh Roy tak ada yang tahu, hanya dia dan roy saja yang tau.
"aku akan menggantinya"
Rey semakin tertawa bagaiman bisa gadis itu bilang akan menggantinya padahal yang merusaknya Roy
"kenapa lo terus-terusan ketawa? Gue bilang gue bakal ganti"
"aku bisa membelinya sendiri" jelasnya
"lalu apa maumu, jangan membuatku semakin ke.."
"ayo kita pacaran"
kalimat tidak jelas arahnya, bahkan tidak jelas maksudnya keluar dari mulut Rey
"apa???"
Gadis itu benar-benar tak mengerti apa yang diucapkan oleh Rey, dalam pikiran Mishel Rey bukan hanya pengganggu dan menyebalkan namun laki-laki itu tampaknya cukup gila
"kamu kan sering terganggu oleh Roy aku juga sering terganggu oleh gadis-gadis yang sering mengirimkan kue juga yang sering mendekatiku.. kalau kita pacaran maka semuanya akan terselesaikan"
Mishel hanya mendengus "sepertinya disinimu bermasalah" sambil menunjuk kepala "lo harus konsultasi segera ke dokter kejiwaan sebelum semakin parah oke"
Rey kembali tertawa. Entah mengapa Rey merasa senang jika Mishel mengeluarkan kata-kata yang cukup panjang walaupun hanya hinaan
KAMU SEDANG MEMBACA
boy sucks Vs Girl arrogant
Teen FictionMishel cewek sombong judes membuat Rey si cowok keren menyebalkan menjadi penasaran akan dirinya. bermulai dari hanphone jatuh hingga tugas kelompok membuat mereka semakin dekat. bisakah Rey mendapatkan Gadis arrogan itu? "kamu tidak mengenalku" uc...