takdir mempertemukan mereka

2.9K 120 2
                                    

Rey tersenyum, dia tidak menyangka akan satu kelas dengan gadis itu. Dia berfikir apa sebaiknya dia mengerjakannya sendiri seperti yang risky katakan. Namun sepertinya agak sulit karena dia belum mengenal kriteria penilaian guru disana, sehingga dia memberanikan diri berjalan kearah Mishel.

Dia langsung duduk di kursi depan Mishel sambil menghadap belakang tepat kearah gadis itu

Tatapan tajam dari gadis itu mengarah padanya tanpa sepatah katapun

"kita bertemu lagi" ucap Rey

"aku bilang aku akan menggantinya" ucap Mishel mengingat Hanphone yang rusak tadi

"bukan itu, dari pada menggantinya bagaimana kalo menukarnya, kita satu kelompok saja di grup ekonomi" dia berusaha membujuk Mishel

"Nggak" jawaban singkat padat dan jelas

"kenapa nggak? Bukannya tugas akan terasa ringan kalo dikerjakan bersama" Rey terus membujuk

"aku bilang nggak ya nggak" sambil gaya hasnya menyilangkan tangan.

Rey memperlihatkan hanphonenya yang rusak memperlihatkan mereknya, pamer "hanphone ini cukup mahal, akan lebih baik kalo kamu menggantinya saja dengan kelompok saja,Oke?" pantang menyerah Rey terus berusaha

Dari belakang Nita dan dini berusaha meyemangati.

"Nggk masalah, aku ganti" rupanya dia belum tau jika gadis itu anak orang kaya yang tentu saja gak perduli dengan harga

Mishel beranjak dari kursinya bergegas pergi, Mishel adalah gadis cantik pujaan siswa di sekolah itu maupun sekolah lain, wajah cantik dan kepala pintar, juga keluarganya yang terhormat merupakan kelebihan tersendiri dalam dirinya, sikap arrogant ...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mishel beranjak dari kursinya bergegas pergi, Mishel adalah gadis cantik pujaan siswa di sekolah itu maupun sekolah lain, wajah cantik dan kepala pintar, juga keluarganya yang terhormat merupakan kelebihan tersendiri dalam dirinya, sikap arrogant juga merupakan daya tarik tersendiri dari dirinya. Dia memiliki keluarga yang rata-rata bekerja di kejaksaan umum sehingga jarang ada yang berani mengganggunya atau mengusiknya termasuk beberapa guru di sekolah yang sudah mengetahui jabatan tinggi orangtuanya .

Rey menarik tangan gadis itu saat beranjak pergi, membuat gadis itu terhenti dan menatap kearah tangannya yang digenggam.

Rey segera melepasnya "ah maaf, bantulah aku, kamu satu-satunya orang yang pertama kali kukenal juga disini"

Kata-kata itu membuat beberapa anak dikelas itu melongo.

"dia mengenalnya?"

"daebak, serius? Mereka saling kenal?" bisik beberapa anak-anak

Mishel mengerutkan dahinya, menatap orang yang pertama kali dia lihat hari ini, dia bahkan tidak tau siapa namanya dan dari mana asalnya sebelumnya, dan tiba-tiba mengaku mengenalnya?

"mengenalku?" Ucapnya dengan expresi tetap datar

"mmm aku bahkan tau namamu, tau kelasmu, nomor hpmu dan juga tau

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"mmm aku bahkan tau namamu, tau kelasmu, nomor hpmu dan juga tau..." Rey langsung menarik tangan gadis itu sambil tangan kirinya mengambil sesuatu dari saku celananya.

Sebuah handsaplas dia memasangkannya di dengkul Mishel yang dia ingat terluka "lukamu aku juga tau" Mishel terdiam cukup kaget dan sangat cepat laki-laki itu memasangnya. Berbeda dengan Mishel Rafa terlahir dari keluarga Dokter ibu, bibi, dan kakeknya adalah seorang dokter terkemuka karena itulah dia selalu ingat untuk membawa hansaplas untuk jaga-jaga, hanya ayahnya yang berbeda, ayahnya dalah pengusaha besar di jakarta.

Dia menatap gadis itu "gimana? Aku udah membantumu mengobati lukamu, jadi saatnya untuk membalas budi dengan menjadikan aku kelompokmu" dengan tersenyum satu satunya jurus andalannya yang selama ini berhasil membuat para gadis menggandrunginya

Anak-anak dikelas itu bersorak kagum, mereka seperti sedang menonton sebuah drama TV korea romance

"wah romantis, aku juga mau"

"itu tipeku" ucap beberapa anak di kelas itu

Namun berbeda dengan respon Mishel, dia langsung menarik tangannya.

"jangan ganggu aku" dengan nada cuek kata-kata itu tidak seperti perkiraan sebelumnya

Dia kembali mencari berbagai alasan, memutar otaknya

"di hanphoneku ada data penting, tepatnya di memori internal! Pilihlah untuk memperbaikinya atau satu kelompok saja denganku"

Gadis itu langsung mengambil hanphone Rey dan membawanya sebagai pertanda dia lebih memilih untuk memperbaikinya. Rey menarik nafas berat, cukup sulit untuk menaklukkan gadis itu untuk menjadi rekan tugas kelompoknya, dia hanya berharap hanphone itu tidak bisa di perbaiki lagi.

boy sucks Vs Girl arrogantTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang