gadis yang cukup lembut

2.3K 75 2
                                    

"Rey makan malem dulu"

"aku buru-buru ma..." sambil berlari dari kamarnya "pa pamit dulu" dia sangat terburu-buru menuju taman untuk wawancara dan survei lokasi pedagang kaki lima di taman itu.

"gak makan dulu nak" tanya ayahnya

"buru-buru yah, temenku gak sabaran soalnya" ucapnya berlari keluar rumah sambil melihat jam.

Dia memberhentikan sebuah taksi yang langsung menuju ke taman sekaligus pasar malam sudut kota. Dia tak henti-hentinya melihat jam, Karena teman kelompoknya adalah gadis super judes dan tidak kenal ampun mau tak mau dia tak boleh telat.

Sampai di depan taman dia langsung turun dan mencari tempat atau lokasi dimana mereka janji bertemu. Di tempat itu cukup ramai dia sedikit kebingungan. Satu-satunya yang dia tahu adalah Mishel memakai baju putih, masalahnya disana ada banyak orang yang memakai baju putih hingga seorang gadis melambaikan tangan padanya, dia langsung menghampiri gadis itu

"kamu terlambat 4 menit" ucapnya

Namun Rey tampak menatap takjub pada gadis dihadapnnya itu, dengan gaun putih dan rambut diikat sebagian membuatnya terlihat lebih lembut dan dingin.

Mishel menatap di belakangnya, siapa tau ada yang dikenal Rey, namun dibelakangnya hanya ada pedagang kaki 5

"hey... ngelamun terus"

Rey kembali sadar "ah aku sedikit pusing tadi lari sana sini"

"banyak alesan"

gadis itu mulai mendatangi beberapa pedagang kaki lima untuk survei dan wawancara untuk tugas ekonominya. Rey hanya mengikuti gadis itu saja tanpa banyak berbicara.

Hingga tiba di penjual terakhir, kakek-kakek tua dengan gerobak yang sudah lusuh, dia terlihat sangat tua, mencuci beberapa piring sambil terbatuk-batuk

"kek biar aku bantu ya" Mihsel menawarkan dirinya

"nggak usah non nggak paapa"

Tanpa mendengarkan kakek itu Mishel tetap duduk sambil mencuci beberapa piring "kakek jualan disini udah lama?"

"udah lama sudah 20tahunan" ucap kakekitu sambil terbatuk-batuk

"kakek nggk capek kerja kayak gini?"

"mau gimana lagi, ada istri yang lagi sakit-sakitan dirumah, harus beli obat sama makan sehari-hari"

Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan Mishel rata-rata keluar dari yang ada di buku rencana mereka, namun rey membiarkannya, dia melihat sisi Mishel yang jauh berbeda dari apa yang selama ini dia lihat. Dia melihat gadis itu juga ikut berjualan membantu kakek itu, dengan wajah cantiknya dia membuat banyak anak muda mampir dan membeli jualan kakek itu, dia melayani semua pelanggan dengan sangat ramah dan sopan membuat beberapa orang menambah pesanan mereka, bahkan ada yang minta bungkus hingga dagangan kakek itu ludas dengan hitungan kurang lebih 1 jaman. Kakek itu terlihat sangat senang dan berulang kali berterimakasih pada Mishel

Sesekali Rey mengusap matanya, apa dia hanya bermimpi atau berhalusinasi, gadis arrogant dan judes itu dalam sekejab berubah menjadi sopan dan mudah melemparkan senyumam "ini pasti mimpi"ucapnya sambil mncubit pipinya

Dia kembali menatap gadis itu dan yang dilihatnya tetap sama. Setelah mereka membantu kakek itu membersihkan dagangannya akhirnya mereka kembali melanjutkan perjalanannya.

Mishel terlihat cukup lelah sambil memegang lehernya

"kita duduk dulu disana? Aku merasa capek" ucap rey berpura-pura.

kalau dia tidak bilang dirinya yang lelah mungkin gadis itu tidak mau berhenti karena gadis itu memang memiliki harga diri yang tinggi

Mereka akhirnya duduk di ayunan di pinggir taman yang cukup sepi itu, Rey sesekali menatap gadis itu

boy sucks Vs Girl arrogantTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang