Langit tampak begitu kelabu. Sepertinya hujan akan turun dan senja mulai memasuki tempatnya.
Dengan perlahan tapi pasti gadis ini-Yuki, gadis yang terlelap entah dari jam berapa akhirnya terbangun. Dengan menahan rasa pusing dikepalanya karena tertidur dirumah pohon dengan kepala tanpa menggunakan bantal dan menangis sebelum jatuh tertidur membuatnya harus beberapa kali mengerlingkan mata dan mengucek-nguceknya hingga kesadarannya penuh.
Yuki pun melihat kebawah sana kearah danau yang begitu indah ketika senja mulai menghampiri bumi. Tidak lama kemudian hujan turun dengan sangat deras. Dengan perlahan yuki mulai melihat jam tangan yang berada dipergelangan tangannya. Sudah pukul. 17.30 berarti sudah sangat lama Yuki terlelap dirumah pohon ini.
Yuki masih termenung menatap air yang dengan derasnya jatuh dari langit membasahi bumi. Perlahan namun pasti setetes air mata itu jatuh membasahi wajah cantiknya hingga air bening itu mengalir dengan deras sederas air hujan yang jatuh kebumi. Ternyata kejadian tadi pagi masih belum lepas dan benar-benar hilang dari fikiran Yuki.
Ini bukan sepenuhnya salah Stefan. Yuki tahu pasti akan hal itu.
Ia yang sudah mengakhiri ini semua tanpa memberikan Stefan kesempatan untuk berbicara dan menjelaskan yang sebenarnya.
Tapi rasa kecewa dan sakit itu tidak dapat dilupakan.
Disaat orang yang paling kita cintai masih mencintai masa lalunya. Dan memilih diam disaat pilihan itu datang.
Padahal kita semua tahu, diam bukan solusi untuk suatu hal atau masalah. Dan seharusnya Stefan juga tahu itu.Tapi ya sudah lah.
Jika ini yang terbaik lalu Yuki bisa apa? selain merelakan dan mengikhlaskan walau sebenarnya Yuki tidak mampu.
Hujan tidak juga reda. Sama seperti air mata diwajah Yuki yang juga tidak mau berhenti.
Tapi hari sudah benar-benar sore. Yuki harus pulang dan membersihkan diri juga fikirannya.
Dunianya tidak berakhir hanya karena hubungan asmaranya dengan Stefan berakhir.Perlahan namun pasti Yuki pun turun dari rumah pohon itu dengan menuruni tangga-tangga kecil hingga akhirnya Yuki sampai dibawah dengan linangan air mata yang masih sama derasnya seperti air hujan.
Dengan wajah sedih Yuki berjalan keluar danau yang ada ditaman dekat rumahnya. Setidaknya tidak bakal ada yang tahu bahwa Yuki sedang menangis karen air hujan ini berhasil menutupi air matanya.
☆☆☆
Ditengah derasnya air hujan. Dijalanan yang tidak terlalu ramai juga tidak sepi. Berhentilah sebuah sepeda motor gede berwarna merah. Sang pengendara membuka helmnya yang berwarna sama seperti motornya, merah. Wajah yang tampak frustasi benar-benar berantakan. Menghela nafas berat, sang pengendara itu mengusap kasar wajahnya yang basah karena terkena air hujan lalu mengacak ngacak rambutnya.
"Lo dimana yuks? Maafin gue" ucap sang pengendara itu dengan air mata yang berhasil lolos dari matanya.
Dan untungnya itu tidak akan terlihat oleh siapapun karena berhasil ditutupin oleh air hujan yang saat ini turun dengan derasnya.
Tiba-tiba, ada dua pengendara sepeda motor yang sama besar motornya hanya beda warna doang dengan pengendara tadi yang berhenti tepat disisi kanan dan kiri pengendara ini.
"Kakak!" Seru pengendara disisi kiri. Seketika pengendara yang tidak lain adalah stefan, kakak dari arbani menoleh kearah suara tadi masih dengan wajah kusut plus banget.
"Kakak ngapain disini ujan ujan?" Tanya bani. Yang mungkin sudah bisa melupakan masalah tadi pagi, mungkin.
"Gue lagi nyari yuki. Tapi blom ketemu juga." Serunya lesu bin lemes. Wajahnya yang kusut juga pucat apalagi stefan blom makan dari pagi karena fokusnya pecah hari ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Abadi
Romance#8 (12.05.2018) #4 Iqbalramadhan (02.09.2021) #2 Stefki (06.11.2021) "kamu kenapa? apakah kamu masih mencintainya? sayang kok malah diam? sini sini liat wajah aku tatap mata aku. kamu enggak perlu takut. kalo emang kamu masih mencintainya. kamu bole...