sepuluh

518 97 20
                                    

Holaaa...
Maafin aku yang ngaret yaa.  😆
Akhir akhir ini lagi badmood banget mana pulang kerja yang selalu lama padahal uda masuk dipercepat sejam dari biasanya. 😭
Oouuppss.. jadi curcol yaa.. 😂😂


☆☆☆

Bukan Jakarta namanya jika tidak macat seperti ini. Ditengah kota ini tepatnya diantara banyaknya kendaraan yang sedang menunggu lampu merah berganti menjadi hijau.

Didalam sebuah mobil, Yuki yang tampak gelisah akhirnya mencoba untuk menutup kedua matanya. Al yang dari tadi memperhatikan Yuki dari samping pun mengerutkan kening. Yuki yang duduk disebelah Al yang sedang mengemudikan mobil.

"Loe kenapa ki?" Tanya Verrel dari belakang.

Yuki yang merasa namanya disebut pun kembali membuka kedua matanya. Menatap Verrel yang kini menatapnya dari atas.

"Gapapa gue kok." Jawab Yuki

"Yakin? Kok diam aja?" Kini Max yang bertanya.

"Atau loe masih sakit?" Tanya Adi yang kini menatap kearah Yuki.

"Gag kok. Cuma rada pusing dikit doang." Ucap Yuki sambil memijit pelipisnya.

"Berarti loe masih sakit. Ayok ayok bawa Yuki ke Rumah Sakit sekarang Al. Ke Rumah Sakit kita." Verrel dengan hebohnya bicara.

"Apaan siih rel? Lebay deh. Cuma pusing loh ini, pusing. Pulang kerumah gue aja Al." Ucap Yuki menatap Verrel lalu beralih menatap Al yang masih setia diam.

"Atau loe pusing karena mikirin mantan loe yang uda move on itu? Siapa namanya? Lupa gue sumpah." Adi yang berbicara sambil terkekeh diakhir ucapannya.

"Stefan namanya." Al yang dari tadi diam pun akhirnya bicara juga.

"Iya iya Stefan. Makan sama cewek pulak tadi. Uda bebh jangan difikirin. Sampek pusing gini jadinya." Adi kembali berbicara tapi Yuki terlalu malas menanggapinya. Sahabatnya emang orang paling kepo yang pernah ia kenal.

"Gue pengen liburan." Ucap Yuki selanjutnya sambil memejamkan matanya kembali.

Seketika keempat cowok itu menatap kearah Yuki. Al yang jadi supir kembali mengalihkan pandangan matanya ketika mendengar suara klakson berulang kali dari belakang yang ternyata lampu sudah kembali hijau.

"Loe ngajak liburan?? Kita aja baru nyampek kemaren." Seru Verrel dengan bibir mengerucut.

"Gag harus minggu ini kok. Kita liburan bareng-bareng. Kepala gue pusing banget. Mungkin sedikit refresing agak lebih baik." Ucap Yuki tapi masih memejamkan matanya.

Mereka hanya diam.

Lalu tiba-tiba Al bertanya.
"Mau Liburan kemana ki?"

"Gag tau." Jawab Yuki sambil menggelengkan kepalanya.

Seketika keempat cowok itu diam dan menghela nafas dengan berat. Mereka tahu sekarang apa yang ada difikiran Yuki saat ini.

☆☆☆

Dengan menatap serius seseorang yang ada didepannya ini. Dapat terlihat dengan jelas begitu kerasnya rahang Stefan menahan nafas dan emosi yang bisa saja meledak detik ini juga.

"Lo terlalu banyak mimpi." Desis Stefan tajam.

"Gue gag ngimpi. Gue cuma mau ngeraih kembali apa yang seharusnya jadi milik gue." Kata seseorang itu yang ternyata Ollivia.

"Gue bukan barang! Cukup lo tau itu. Dan jangan ganggu gue lagi." Masih dengan menatap tajam gadis yang kini ada didepanya.

Cinta AbadiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang