Tujuh

1K 139 26
                                    

Happy Reading.. 😉

Jangan lupa vote. 👍

Senja sudah menampakan wujudnya dan kini gelap memasuki masanya.

Selesai shalat magrib kini Yuki dan keempat sahabatnya sedang duduk duduk santai diruang keluarga sambil menonton TV dengan cemilan diatas meja.

Sambil menunggu makan malam pastinya. Dan rencananya mereka kali ini akan Dinner diluar sekalian jemput Dimas yang katanya akan sampai dibandara jam delapan malam ini.

Awalnya hanya Max dan Adi yang akan menjemput Dimas itupun mereka berdua dipaksa oleh Verrel juga dihadiahi tatapan tajam nan dingin dari Al juga.

Tapi kini Yuki bakalan ikut. Alasannya Yuki kangen banget sama abangnya sekalian mereka bisa Dinner diluar.

Awalnya keputusan Yuki itu ditolak mentah-mentah oleh keempat sahabatnya. Yaa jelas mereka gag ngasih. Yuki kan sakit walaupun kini keliatannya sudah sembuh sih. Tapi tetap saja Yuki masih keliatan lemasnya.

Tapi karena Yuki yang memasang wajah memelasnya dan bibir mengerucut manyun akhirnya mereka setuju dan akan menjemput Dimas berlima.

☆☆☆

Dinginnya malam dan terangnya cahaya bulan kini menemani cowok blasteran ini.

Duduk sendiri dibalkon kamarnya dengan menatap kosong kearah kue bolu yang begitu cantik. Dan dengan gampangnya kejadian kemaren pun melintas berulang-ulang difikirannya seperti kaset rusak.

S

tefan yang tadi ingin minum setelah shalat magrib harus dikejutkan dengan sebuah cake yang sangat cantik berada didalam kulkas mini dikamarnya.

Dia yakin benar-benar yakin pasti yang meletakan cake ini Arbani, adiknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dia yakin benar-benar yakin pasti yang meletakan cake ini Arbani, adiknya.

Stefan yang akhirnya tersadar dari lamunannya pun segera mangambil ponsel yang ia letakkan diatas meja.

Setelah menimbang-nimbang akhirnya Stefan menghubungi seseorang dengan via video call. Setelah menunggu beberapa detik akhirnya sambungan itu pun terhubung dan terpampanglah wajah seseorang yang berhasil membuat Stefan shock.

"Ngapa lo vc an segala? Masih merasa penting, hah." Semprot orang tersebut yang kalau Stefan lihat-lihat mirip sekali dengan Verrel, cowok bawel yang ngaku sahabat Yuki itu. Stefan hanya mendengus membuang muka dan tidak lama menatap kembali layar ponselnya.

"Yuki mana? Kok hape Yuki bisa sama lo?" Stefan bertanya dengan tampang songongnya.

"Ihh.. nie cowok songong banget. Yuki noh diatas lagi ganti baju. Kita mau dinner bareng. Mau apa lo?" Verrel tambah nyolot dan mencoba memanas-manasin Stefan.

Stefan berfikir sebentar 'tapi Yuki masih sakit.' Benaknya.

"Eh ehh ehh.. ngapain lo rel. Lagi vc an sama siapa? Kok pakek hape gue." Yuki yang tiba-tiba datang pun segera duduk disamping Verrel dan mengambil alih ponselnya tanpa melihat kearah layar.

Cinta AbadiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang