Empat

1.1K 160 3
                                    

Vote sebelum baca yaa guys. 😉
Dan coment sesudah baca. 😘

Happy Reading! 😊😊😊

Kadang cinta membuat kita menjadi bodoh bego dan tidak bisa berfikir secara logika. Dan ada benarnya jika kata orang-orang yang bilang bahwa cinta itu buta. Kadang ketika kita berfikir apa yang ada difikiran kita itu benar tapi kita tidak bisa nebak kalau kenyataannya itu salah.

Seandainya logika diatas perasaan saat itu. Mungkin saat ini mereka masih bersama. Memang benar cinta butuh pengorbanan. Tapi ketika rasa sakit itu lebih mendominisi saat itu apa yang bisa kita lakukan? Selain pergi dan ikhlas walau tidak rela.

Tapi tetap, takdir Tuhan siapa yang tahu? Semoga semuanya bisa kembali seperti semula. Rasanya aneh ketika kita yang memutuskan tapi kita juga yang menyesali keputusan itu.

Pagi ini, Yuki bangun dengan wajah sembab dan mata sedikit bengkak juga kepala yang terasa sedikit sakit dan terasa pusing. Mungkin efek dari mandi hujan juga tidur dengan air mata yang tanpa Yuki sadari semalam.

Dengan mengerjapkan mata berulang kali juga menguceknya sedikit, Yuki mencoba bangun dan duduk dengan bersender dikepala ranjang queensizenya itu. Ketika Yuki mencoba bangkit untuk berjalan kekamar mandi rasa sakit itu semakin terasa menusuk nusuk kepalanya.
Dengan langkah pelan Yuki bangun dan berjalan kekamar mandi untuk cuci muka juga gosok gigi dengan tangan yang tidak lepas memegang kepalanya.

Setelah beberapa menit dikamar mandi Yuki pun keluar dengan tangan yang masih memegang kepalanya seperti tadi. Yuki kembali duduk diranjangnya dan bersender seperti tadi.

Setelah Yuki rasa agak mendingan, Yuki pun mengambil I-phone yang ada diatas nakas sebelah ranjang quensizenya itu. Mengetik beberapa kata lalu mengirimnya keseseorang. Yuki yakin orang tersebut sudah bangun. Mengingat ini hari senin dan orang tersebut harus kuliah pagi.

☆☆☆

Setelah selesai mandi dan memakai pakaian rapi karena hari ini Al akan kekampus.
Al berjalan kesisi ranjangnya dan mengambil I-phone nya lalu melihat ada notif sebuah pesan dari sahabatnya, siapa lagi kalau bukan Yuki.

Bawell 😜

Kepala gue sakit Al. 😭 Kerumah gue bentar baru lo ngampus yaa.. gue izin hari ini.

Al hanya membaca tanpa ada niat untuk membalasnya. Dia sudah tahu bakalan seperti ini. Mengingat Yuki yang semalam kehujanan dan juga telat makan.

Al pun segera keluar dari kamar menuruni anak tangga lalu keluar rumah dan berjalan kearah pagar dan berbelok ke sisi kiri rumahnya. Lalu masuk kedalam rumah itu. Itu rumah Yuki.

Dengan santai Al masuk lalu melangkahkan kakinya kearah tangga untuk menuju kelantai dua setelah mengucapkan salam dan dibalas oleh si mbok.
Membuka pintu kamar tanpa mengetuk terlebih dahulu---kebiasaan buruk Al yaa gini---melihat Yuki yang ada diranjang dengan memijit keningnya sendiri. Al pun menghampiri Yuki dan berdiri disamping ranjang Yuki sekarang.

"Uda sarapan blom?" Pertanyaan Al yang hanya dibales dongakan oleh Yuki lalu menggeleng tanda bahwa ia belum sarapan pagi ini.

Al pun menarik kursi kecil lalu duduk disebelah Yuki. Mengambil alih aktivitas yang tadi Yuki lakukan, yaitu memijit kening dan pelipis Yuki.

"Mau sarapan apa?" Tanya Al penuh perhatian dan memang selalu seperti ini dari dahulu kala. Persahabatan yang berlangsung lama dari mereka kecil sampai saat ini. Yuki hanya diam memandang kearah Al.

Cinta AbadiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang